Senin, 08 Juli 2013

Metode Perhitungan Indeks dan Macam-Macam Indeks di BEI

MACAM-MACAM INDEKS DI BEI
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham.
Fungsi Indeks di Pasar Modal
1. Sebagai indikator trend pasar,
2. Sebagai idikator tingkat keuntungan,
3. Sebagai tolak ukuran (brandmark) kinerja suatu portofolio,
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif,
5. Memfasilitasi perkembangan produk derivatif.

Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita memerlukan dua macam waktu, yaitu 
1. Waktu dasar:  Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan
2. Waktu yang berlaku: Merupakan waktu di mana kegiatan akan diperbandingan dengan waktu dasar

Indeks harga saham 
Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah sebagai berikut :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).
2. Indeks Sektoral 
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.
3. Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
4. Jakarta Islmic Index (JII) 
Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
5. Indeks Kompas100 
Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
6. Indeks BISNIS-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
7. Indeks PEFINDO25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
8. Indeks SRI-KEHATI
ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.
Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.
9. Indeks Papan Utama
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Utama.
10. Indeks Papan Pengembangan
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan.
11. Indeks Individual
Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham :
1. Nilai tukar rupiah
Nilai tukar Rupiah atau disebut juga Kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga mata uang Rupiah dengan mata uang lain
2. Suku bunga
Suku bunga merupakan harga atas dana yang dipinjam (Reelly and Brown, 1997)
3. Inflasi
Inflasi adalah peningkatan secara umum dari harga-harga barang dan jasa, yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat, atau pengurangan daya beli dari mata uang negara tersebut

Metode perhitungan indeks harga saham
Indeks Harga Saham Individu
Secara sederhana rumus untuk menghitung indeks harga saham adalah berikut ini.

IHS=( Ht/Ho)x 100%
HIS = Indeks harga saham
Ht = Harga pada waktu yang berlaku
Ho = Harga pada waktu dasar

Indeks Harga Saham Gabungan
Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui indeks harga saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya hampir sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah sebagai berikut.

IHSG=(∑Ht/∑Ho) x 100%

∑Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku
∑Ho= Total harga semua saham pada waktu dasar

Kedua cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individual maupun indeks harga saham gabungan merupakan cara yang sederhana (tertimbang).
Indeks tertimbang merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang akan mempengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot tergantung dari besarnya pngaruh dari perubahan harga saham tersebut mempengaruhi keseluruhan harga sahan yang ada. Saham yang berperan kecil dalam mempengaruhi pasar akan diberi bobot kecil.

Metode perhitungan angka indeks menurut Laspeyers dan Paasche
Laspeyres dan Paasche menggunakan faktor timbangan yang berbeda. Laspeyres mendasarkan pada jumlah saham pada waktu dasar, sedangkan Paasche menggunakan jumlah saham pada waktu yang berlaku.
Pembobotan saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang didaftarkan oleh perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang didaftarkan, semakin besar pula bobotnya. Biasanya dengan besarnya jumlah saham yang didaftarkan, saham ini akan semakin likuid dalam perdagangan atau transaksi. Jumlah saham yang dipakai pada saat waktu dasar didasarkan pada saat perusahaan melakukan go public atau melakukan emisi perdana.
Cara yang mendasarkan pembobotan pada waktu dasar ini ditemukan oleh Laspeyres. Adapun untuk perhitungan menggunakan rumus berikut.

IHSG= [ (∑Ht.Ko)/(∑Ho.Ko) ]x 100%

Ko = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu dasar

Sedangkan untuk perhitungan angka indeks dengan menggunakan waktu berlaku sebagai bobot dikemukakan oleh Paasche. Rumus yang digunakan adalah berikut.

IHSG= [ (∑Ht/∑Ho.Ko) ]x 100 %

Kt = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu yang berlaku.

Jika diperbandingkan, sebenarnya dilihat dari segi praktis, rumus yang dikemukakan oleh Laspeyres lebih baik, karena bobot yang dipakai tidak berubah, tetapi secara teoritis kurang baik, karena yang berpengaruh tehadap harga sebenarnya adalah jumlah saham pada waktu yang berlaku.
Sebaliknya secara teoritis rumus Paasche sangat baik, karena perubahan jumlah saham diperhitungkan pengaruhnya terhadap perubahan harga, tetapi dari segi praktis, cukup sulit diterapkan.
Untuk menjembatani kedua rumus di atas baik Laspeyres maupun Paasche, maka ada dua rumus lain yang digunakan untuk menghitung indeks harga saham gabungan, yaitu menurut Irving Fisher dan Drobisch.
Rumus Irving Fisher :
IHSG= √ IHSGL x  IHSGP

IHSGL = Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Laspeyres
IHSGP = Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Paasche

Rumus IHSG menurut Drobisch :
IHSG= (IHSGL +  IHSGP)/2

Karena jumlah saham yang tercatat sangat banyak , seringkali jika harus menghitung semua saham yang tercacat akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, dalam perhitungan hanya menggunakan sampel dari keseluruhan saham yang tercatat.
Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana cara pengambilan sampel sehingga didapat hasil yang mewakili. Sampel ini diambil dari perkiraan saham yang diyakini memiliki peran penting dalam mempengaruhi pasar.

INDEKS OBLIGASI NEGARA (INDONESIA GOVERMENT BOND INDEX-IGBK)
Indeks Obligasi Negara pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004 dengan nama Indonesia Government Bond Index disingkat IGBX, sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi negara.
 
Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain:
• Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi 
• Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah 
• Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi 
• Analisa pengembangan instrumen Surat Berharga Negara (SBN). 
 
Indeks obligasi Negara diterbitkan secara harian dengan menggunakantahun dasar Juni 2004 yang ditetapkan 100 sebagai nilai dasar Index. dengan melakukan pengelompokan obligasi sebagai berikut :
1. Obligasi Negara dengan mata uang rupiah dan memiliki kupon berbunga tetap 
2. Sisa jangka waktu jatuh tempo sekurang-kurangnya 1 tahun 
Metodologi yang dipakai dalam IGBX 

Indeks Obligasi Negara adalah nilai rata-rata tertimbang (weigthed average) terhadap nilai obligasi yang masih tercatat dan dapat diperdagangkan. Perhitungan IGBX menggunakan metode perhitungan Bond Index yang lazim digunakan dengan berdasarkan perubahan harga pasar yang terjadi di pasar secara harian (dalam hal ini adalah data harga transaksi Obligasi Negara yang dilaporkan melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek).  
 
IGBX dikelompokkan dalam beberapa sub-grup, di mana masing-masing sub grup terdiri atas beberapa Obligasi Negara yang memiliki struktur jatuh termpo lebih dari 1 tahun.  Pengelompokan dilakukan berdasarkan uji statistik berdasarkan pada tingkat kemiripan setiap Time To Maturity (TTM).
 
Pembagian struktur jatuh tempo SUN adalah sebagai berikut:
Sub-grup 1 : 1 Tahun ≤ Time to maturity < 5 Tahun
Sub-grup 2 : 5 Tahun ≤ Time to maturity < 7 Tahun
Sub-grup 3 : 7 Tahun ≤ Time to maturity 
Informasi IGBX

Clean Price Index (CPI) 
Merupakan hasil perhitungan perkembangan harga pasar atas suatu kelompok Obligasi Negara, berdasarkan jatuh temponya.  Harga pasar yang digunakan adalah harga Obligasi Negara yang terjadi dan dilaporkan melalui PT Bursa Efek Indonesia selaku Penerima Laporan Transaksi Efek yang disesuaikan terlebih dahulu menjadi clean price.  CPI memberikan gambaran perkembangan harga pada saat tertentu (t), dibandingkan dengan pada saat penyusunan Indeks Obligasi Negara (base date).

Yield
Yang dimaksudkan adalah yield to maturity dari masing-masing obligasi. Yield Index, atau disebut juga Bondway (Bond Weigthed Average Yield), merupakan angka yang diperoleh dari weighted average yield terhadap nilai nominal dari obligasi tercatat dan dapat diperdagangkan. Angka index ini, dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan perolehan yield suatu portofolio.

Total Return Index (TRI).  
Hampir semua bursa menggunakan Total Return Index (TRI) sebagai informasi yang wajib disampaikan.  TRI dihitung berdasarkan kenaikan index harga dari previous price-nya.  Harga yang digunakan untuk perhitungan TRI adalah gross price (clean price ditambah accrued interest).  Untuk perhitungan seluruh index tersebut, tanggal dasar penyusunan index yang digunakan adalah 18 Juni 2004.

Sumber: Berbagai Sumber

5 komentar:

  1. cara perhitungannya gimana gan kasih contohnya ya
    terima kasih

    BalasHapus
  2. bisa dengan logika nominal mungkin

    BalasHapus
  3. boleh minta contoh soal IHSI nggak?? atau nggak jelasin aja apa sih harga waktu dasar di rumus IHSI?? open price atau gimana??

    BalasHapus
  4. copas doang ni ya, gaada aplikasinya

    BalasHapus
  5. Cara mengetahui harga saham pada waktu dasar gimana? Waktu dasar disini itu yang pas waktu IPO apa gimana ya? Minta tolong penjelasannya

    BalasHapus