Senin, 09 Desember 2013

CASE STUDY: Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle) Samsat Online pada DISPENDA PEMPROV Bali

LATAR BELAKANG MASALAH
Dispenda Pemprov Bali selaku unit kerja pemerintah mempunyai tugas salah satunya adalah mengelola pemasukan daerah. Salah satu pemasukan tersebut bersumber dari penerimaan pajak kendaraan kendaraan bermotor. Dispenda mengelola penerimaan pajak sesuai dengan amanat dari UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dispenda Provinsi Bali mempunyai 9 Unit Pelaksana Teknis yang terletak di Kabupaten/Kota se Provinsi Bali, yaitu di Denpasar, Badung, Gianyar, Bangli, Karangasem, Klungkung, Tabanan, Jembrana dan Buleleng serta  5 Kantor Samsat Pembantu yaitu Ubud, Renon, Kuta,  Nusa Penida, dan Bajra. 
Sistem Samsat di Bali pertama kali dilakukan secara terkomputerisasi sejak Januari  2000, dengan server yang ada di masing-masing kapubaten.  Hal ini sangat menyulitkan wajib pajak untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang dimiliki, terutama karena 60% aktivitas perekonomian untuk Bali dilakukan di wilayah Denpasar dan sekitarnya.  Dispenda sebagai salah satu leading sector pelayanan publik dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan akurat. Untuk itu diperlukanlah pengembangan suatu sistem aplikasi yang baru agar mampu menjawab tantangan public. Pengambangan Aplikasi Samsat Online bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam mengurus dan membayar kewajiban perpajakan kendaraan bermotor. Aplikasi Samsat Online ini juga terhubung langsung secara online dengan Bank BPD Bali, tempat dimana Kas Daerah Pemprov Bali berada.

REQUIREMENT ANALYSIS
Karena pada saat pembangunan sistem aplikasi ini, Dispenda Prov. Bali belum memiliki sumber daya yang memadai  dalam bidang IT, dan kebutuhan akan penerapan sistem yang sangat cepat maka diputuskan untuk melakukan kerjasama melalui vendor  aplikasi Bank BPD Bali yaitu PT. CIP, dengan tetap menitikberatkan pada proses pengembangan dan kebijakan pada Dispenda Prov. Bali. Analisis kebutuhan bisnis dilakukan dengan cara:

CASE STUDY: Dampak Pengembangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

Awal Penerapan Sistem Informasi di Direktorat Jenderal Pajak
Sejak tahun 1983, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah berinisiatif melakukan reformasi di bidang administrasi perpajakan untuk meningkatkan kepercayaan Wajib Pajak melalui pemberian pelayanan yang berkualitas. Hal ini ditandai dengan reformasi di bidang peraturan perundang-undangan dengan menerapkan sistem self assesment serta perubahan struktur organisasi yang lebih mengutamakan aspek pelayanan kepada Wajib Pajak, dimulai dengan perubahan Kantor Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak.
Pengembangan SI Ditjen Pajak dimulai awal 90-an, yaitu dengan penerapan NPCS yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak. Pada awal 1994, mulai diperkenalkan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) untuk menggantikan NPCS yang berfungsi sebagai sarana pengawasan SPT sekaligus untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak, serta dapat juga berperan sebagai sarana pendukung pengambilan keputusan. Di bidang PBB diperkenalkan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). Pada tahun 2002, DJP mengimplementasikan penggunaan SAPT di KPP WP Besar dan hal tersebut masih terus digunakan sampai saat ini di KPP WP Besar. Selain itu Ditjen Pajak juga menerapkan aplikasi baru meliputi:
  1. Situs Internet Ditjen Pajak (http://www.pajak.go.id) yang memuat peraturan perpajakan dan informasi perpajakan.
  2. Pengembangan knowledge base di beberapa kanwil yang berisi petunjuk praktis tentang beberapa permasalahan di bidang perpajakan yang dapat dijadikan pedoman oleh fiskus dalam menjawab pertanyaan dari wajib pajak.
  3. Situs Intranet Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan sarana komunikasi internal Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk menuju program aplikasi PK-PM dan MP3.
  4. Program aplikasi PK-PM yang berfungsi untuk menyandingkan Faktur Pajak Masukan PKP Pembeli dengan Faktur Pajak Keluaran PKP Penjual.
  5. Program aplikasi "kriteria seleksi" sebagai sarana pemilihan pemeriksaan pajak berdasarkan tingkat resiko.
  6. Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak (MP3) yang berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara online.
  7. Program aplikasi e-registration (e-reg), sistem pendaftaran wajib pajak (memperoleh NPWP) secara online.
  8. Program aplikasi e-filing, sistem menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) secara on-line. Program aplikasi e-SPT yang merupakan sarana bagi wajib pajak untuk dapatmenyampaikan SPT melalui media elektronik.
  9. Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dikembangkan menjadi suatu "smart map" sehingga dapat memuat info rinci yang terkait dengan suatu nomor objek pajak (NOP).
  10. Program terbaru adalah pengembangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) untuk menggantikan SIP. Sistem ini dikembangkan hanya pada kantor yang telah menerapkan administrasi modern.

Secara bertahap Sistem Informasi Perpajakan (SIP) di DJP akan dikembangkan kepada Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI-DJP). Pada awalnya SIP yang sudah dimodifikasi terlebih dahulu yaitu pada tahun 2005 yang dikenal dengan nama SIPMOD Unix karena berbasis Linux Unix, sehingga dapat diaplikasikan dengan kebutuhan struktur organisasi yang baru yaitu awalnya sistem yang berorientasi ke jenis pajak kemudian dimodifikasi kepada sistem yang berorientasi ke fungsi struktur organisasi. Pada perkembangan berikutnya SIPMOD Unix ini dikembangkan untuk dapat beroperasi dengan basis Windows pada tahun 2008 yang disebut dengan SIPMOD 10g. Saat ini KPP Madya dan KPP Pratama Jawa (kecuali Jatim) telah menggunakan SIDJP, demikian juga KPP Madya luar Jawa. Sedangkan sisanya menggunakan SIPMOD 10g. Selanjutnya SIP modifikasi ini akan digantikan dengan SI-DJP yang menggunakan database yang tersentralisasi untuk mendukung seluruh kegiatan.

Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif dan Isu-isu Resiko serta Dampak Penggunaan Sistem Informasi Terkini

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data yang mencerminkan sistem fisik dari sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan  untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnnya. Keunggulan yang ditawarkan perusahaan adalah memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Sebuah perusahaan juga akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan peningkatan (leverage) didalam pasar. Manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Perusahaan multinasional sering kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai suatu keunggulan ekonomi. Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki kebutuhan-kebutuhan informasi dan koordinasi khusus. Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief information officer (yang disebut pula chief technology officer) memainkan peranan penting dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. 

Rantai Nilai Porter
Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chain). Margin adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya, seperti yang diterima oleh pelanggan perusahaan. Meningkatkan margin adalah tujuan dari rantai nilai. Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter sebagai aktivitas nilai (value activities). Aktivitas nilai terdiri atas:
  1. Aktivitas nilai utama (primary value activities) meliputi logistik input yang mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemsok, operasi perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output yang memindahkan barang kepada pelanggan, operasi pemasaran penjualan yang mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan aktivitas-aktivitas jasa yang menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah penjualan. Aktivitas nilai utama ini mengelola aliran sumber daya fisik di sepanjang perusahaan.
  2. Aktivitas nilai pendukung (support value activities) mencakup infrastruktur perusahaan, bentuk organisasi yang secara umum akan memengaruhi seluruh aktivitas utama.

Setiap aktivitas juga akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai contoh, spesialis informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis data pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program yang dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi para eksekutif perusahaan.

Memperluas Ruang Lingkup Rantai Nilai
Kaitan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain dapat menghasilkan suatu sistem interorganisasional (interorganizational system-IOS). Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners) mereka bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga menimbulkan suatu sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja sendirian.
Sebuah perusahaan dapat mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya dengan mengimplementasikan sistem yang membuat sumber daya input tersedia bila dibutuhkan. Salah satu contoh adalah kesepakatan just-in-time (JIT) dengan pemasok untuk mengirimkan bahan baku sehingga bahan baku akan tiba beberapa jam sebelum digunakan di dalam proses produksi. JIT akan membantu meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku.
Ketika para pembeli produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan produsen farmasi dapat melampirkan label harga pengecer kepada diproduknya sebelum pengiriman, sehingga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan pengecer nantinya. 
Ketika pembeli adalah pelanggan individual, mereka dapat menggunakan komputer mereka untuk masuk ke dalam situs Web perusahaan untuk mendapatkan informasi dan melakukan pembelian. Karena setiap aktivitas nilai mencakup komponen informasional, mengelola sumber daya informasi sebuah perusahaan adalah langkah penting dalam meraih keunggulan kompetitif.

Keunggulan Strategis
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk menciptakan keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser Web) guna memungkinkan berbagi dengan sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannya. 
Basis data yang terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser Web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan operasi perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu :

CASE STUDY: 12-1 ARW International

KASUS 12-1
ARW Internasional merupakan perusahaan yang memasarkan hardware dan software computer juga menyediakan layanan Internet untuk pelanggan di seluruh dunia. Saat ini ARW Internasional beroperasi di sembilan negara dan berencana untuk memperluas ke negara-negara lain dalam waktu dekat. Setiap negara memiliki 2-35 outlet penjualan yang dipimpin oleh seorang manajer. Layanan internet, penjualan perangkat lunak, dan perangkat keras dipisahkan antara penggunaan rumah dan penggunaan keperluan bisnis. Selain itu, ada tiga jenis untuk layanan internet, 500 item untuk perangkat lunak, dan lebih dari 1000 item untuk perangkat keras.

Diminta
  1. Buatlah desain format laporan yang akan berguna untuk manajemen perusahaan dalam menganalisis penjualan.
  2. Buatlah desain kode kelompok yang akan memungkinkan analisis penjualan rinci yang akan dilakukan.
  3. ARW sedang mempertimbangkan mendirikan sebuah situs web di mana pelanggan dapat memesan kapan saja dan dari mana saja. Jelaskan manfaat potensial untuk ARW.
  4. Apa langkah-langkah spesifik yang akan anda rekomendasikan untuk ARW sehubungan dengan pesanan on-line dari pelanggan yang dibayar dengan kartu kredit ?
  5. Diskusikan masalah lain tentang keamanan yang harus diatasi jika ARW memutuskan untuk menerapkan sistem berbasis web.

Solusi:
Soal 1
Berikut merupakan format laporan analisis penjualan yang bisa digunakan oleh manajemen ARW:


Analisis Penjualan diatas mencerminkan kinerja keuangan relatif manajer outlet, daerah penjualan, lini produk, pelanggan, dan pasar. Analisis penjualan bagi perusahaan sangat penting karena informasi ini dapat digunakan untuk penentuan target penjualan periode berikutnya, mengetahui manajer outlet mana yang memiliki kinerja bagus, penentuan jumlah komisi bagi salesman ataupun manajer outlet dan lain-lain. Dari analisis tersebut perusahaan bisa mengetahui manajer outlet mana yang menyumbang penjualan terbesar dan penjualan terkecil. Format laporan diatas menunjukkan analisis penjualan yang membandingkan penjualan yang sebenarnya untuk tiga segmen di atas terhadap target yang ditetapkan. Juga untuk membandingkan kinerja manajer outlet. Hal ini memungkinkan kepala manajer pemasaran ARW Internasional Company untuk menentukan manajer outlet, lini produk, dan wilayah penjualan yang paling efektif dalam memenuhi target mereka. Analisis ini mampu menyediakan informasi bagi manajer untuk kontrol yang lebih baik, dengan membuat keputusan lebih lanjut mengenai penjualan.

Siklus Pendapatan dan Pengeluaran Kas

SIKLUS PENGELUARAN KAS
Definisi Siklus Pengeluaran Kas
Pengertian siklus pengeluaran kas adalah suatu rangkaian bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Adapun tujuan utama dalam siklus pengelauaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk menjalankan aktivitasnya (Romney & Steinbart, 2005).

Sistem Pengeluaran Kas
Proses Sistem Pengeluaran kas diantaranya :
  • Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran berbagai kewajiban yang timbul dari sistem pembelian.
  • Proses pengeluaran kas membuat dan mendistribusikan cek ke para pemasok. Salinan dari berbagai cek tersebut akan dikembalikan ke bagian utang usaha sebagai bukti bahwa telah dibayar, dan akun utang usaha akan diperbarui untuk menyingkiran kewajiban tersebut.
  • Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun utang usaha mengirim informasi ringkasan ke buku besar. Informasi tersebut direkonsiliasi dan dicatat ke akun pengendali kas serta utang usaha.

Hubungan Siklus Pengeluaran dan Unit Organisasi Dalam Suatu Entitas
Tanggungjawab di dalam siklus pengeluaran biasanya dibawah pengawasan dan arahan dari manajemen persediaan dan bagian manajemen akuntansi/keuangan. Hubungan kedua unit tersebut menghasilkan suatu interaksi antara Sistem Informasi Manajemen Persediaan dan Sistem Informasi Akuntansi.

Manajemen Persediaan
Pada perusahaan manufaktur, kegiatan yang terlibat dalam manajemen persediaan dapat digabungkan dengan produksi untuk membentuk fungsi logistik yang lebih luas. fungsi distribusi mungkin disertakan dalam fungsi ini luas atau mungkin alternatif ditugaskan untuk fungsi pemasaran / distribusi. Pada aktivitas pembelian, focus utama adalah memilih vendor atau supplier yang cocok untuk memesan barang atau jasa (layanan). Pemilihan vendor sangat penting untuk dapat memastikan kualitas barang yang dipesan, serta kontrol terhadap barang dan jasa yang telah dipesan.

Bagian Akuntansi / Keuangan
Tujuan dari akuntansi manajemen adalah pengelolaan dana, pengolahan data, pengolahan informasi, perencanaan, dan pengendalian atas sumber daya. Sehubungan dengan siklus pengeluaran, tujuannya adalah untuk perencanaan kas dan kontrol, manajemen data yang berkaitan dengan pembelian dan rekening pemasok untuk pengendalian persediaan, dan informasi yang berkaitan dengan aliran kas atas  pembelian.
Manajer bagian akuntansi/keuangan mendapat laporan rutin dari dua manajer dibawahnya, bendahara dan bagian kontrol. Tanggungjawab bendahara biasanya adalah mengenai pengeluaran kas, sedangkan bagian kontrol bertanggungjawab pada pengendalian persediaan, data pemasok.

Aktivitas dasar dalam siklus pengeluaran :
  • Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
  • Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa 
  • Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)

1. Aktivitas Utama pertama siklus pengeluaran kas adalah memesan persediaan atau perlengkapan
Pada metode ini, pengendalian persediaan tradisional sering disebut Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ) dimana pada pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan. Dalam aktivitas ini terdapat beberapa metode-metode pengendalian persediaan alternatif, diantaranya :
  • MRP (material requirement planning): Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
  • Just in Time: Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.

2. Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan
Dalam aktivitas ini, bagian penerimaan mempunyai dua tanggungjawab utama yaitu memutuskan apakah menerima pengiriman dan memeriksa jumlah dan kualitas barang.  Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.

3. Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembayaran
Pada aktivitas ini bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar dan bagian kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran. Komponen kegiatan pada aktivitas ini adalah:
  • Memperbaiki Utang Usaha. Pemrosesan efisiensi dapat diperbaiki dengan Meminta para pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau melalui Internet dan Penghapusan faktur vendor (pemasok). Pendekatan tanpa faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
  • Membayar Barang dan Jasa. Membayar faktur penjualan yang telah disetujui.

Kebutuhan Informasi 
Fungsi  dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Kegunaan dalam siklus pengeluaran kas  berarti bahwa SIA harus memberikan informasi operasional yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut:
  •  Menetapkan kapan dan seberapa banyak tambahan persediaan yang akan dipesan.
  • Memilih pemasok yang tepat untuk pesanan.
  • Memverifikasi akurasi faktur dari vendor.
  • Memutuskan apakah diskon pembelian harus dimanfaatkan
  • Mengawasi kebutuhan arus kas untuk membayar kewajiban yang belum diselesaikan.

Prosedur Pengeluaran Kas
  1. Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran, dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  2. Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur tersebut, Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  3. Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer akan menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada Bagian Pemegang Kas.
  4. Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang telah disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3. Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
  5. Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian Pembayaran melakukan pembayaran kepada Supplier. 
  6. Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran tersebut, Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  8. Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.



Sumber:
  1. http://christinapandu.blogspot.com/2011/11/siklus-pengeluaran-pembelian-dan.html
  2. http://monicaganda.blogspot.com/2012/04/siklus-pengeluaran-kas.html
  3. http://ferrylaurensius.files.wordpress.com/2009/07/siklus-pengeluaran1.pdf
  4. http://esterlyan92.blogspot.com/2012/04/siklus-pengeluaran-kas.html

CASE STUDY: Review Problem Campus Bookstore

Toko buku Kampus  baru saja menerima dokumentasi, yang disusun oleh konsultan, untuk rancangan baru mengenai sistem pemrosesan transaksi berbasis komputer. Manajer sistem akuntansi memulai  ulasannya mengenai dokumentasi tersebut dengan sistem buku besar. Sebagaimana dinyatakan dalam review pada Bab 8, Dokumentasi ini berkisar dari dokumen sumber ke sistem flowchart dan laporan. Salah satu item penting untuk sistem buku besar yaitu kode bagan akun  tidak lengkap. Karena manajer sistem akuntansi yang paling memiliki pengetahuan mengenai rekening dibutuhkan. Untuk membantu menyelesaikan bagan akun, manajer sistem akuntansi mencoret-coret catatan tersebut dari fakta yang relevan tentang toko buku. Lini produk utama adalah buku, buku-buku lain dan bermacam-macam barang. Pembayaran pada umumnya dilakukan lebih dari 200 supliers dalam waktu 10 hari , untuk menerima diskon 2 persen. Utilitas ( panas, air, listrik , telepon) dibayar dalam waktu 30 hari. Semua manajer dan karyawan dibayar atau digaji pada hari pertama dan kelima belas setiap bulan , dengan deducation dibuat untuk pajak federal dan pendapatannegara, pajak jaminan sosial, federal dan pajak pengangguran negara, rencana pensiun, asuransi kesehatan, dan berbagai item lain-lain. Gaji ditulis pada rekening bank khusus setelah dana ditransfer  dari rekening biasa. Masing-masing dari empat register kas tersedia dengan dana perubahan. Pembayaran retur barang dari penjualan dibuat oleh  kasir. Periode akuntansi adalah satu bulan, dan laporan keuangan disusun pada setiap akhir bulan. (catatan lain dihilangkan, karena mereka muncul di awal ulasan rumusan masalah). Berikut ini adalah bagan akun dari Campus Bookstore:
Chart of Account:

Assets (100-199)
101 Cash on Hand
102 Cash in Bank - General
103 Cash in Bank – Payroll
104 Change Fund
110 Inventory – Text books
111 Inventory – Other Books
112 Inventory – Sundries
113 Supplies
120 Prepaid Expense
130 Leasehold Improvments
131 Allowance for Amortization – Leasehold Improvements
132 Furniture and fixtures
133 Allowance for depreciation – Furniture and Fixtures
134 Noncomputerized office Equipment
135 Allowance for Depreciation – Noncomputerized Office Equipment
136 Computer Hardware and Software
137 Allowance for Depreciation – Computer Hardware and Software
138 Motorized Vehicles
139 Allowance for Depreciation – Motorized Vehhicles 
140 Other Assets

Siklus Sumber Daya Manusia dan Siklus Buku Besar dan Pelaporan Keuangan

SIKLUS SUMBER DAYA MANUSIA
Definisi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)
Sumber daya manusia menurut Gomes (2000) adalah salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.
Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2002) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Sistem yang menyediakan informasi mengenai SDM perusahaan adalah sistem informasi sumber daya manusia atau HRIS (human resource information sistem). Sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) atau human resources information sistem (HRIS) adalah program aplikasi komputer yang mengorganisir tata kelola dan tata laksana manajemen sumber daya manusia di perusahaan guna mendukung proses pengambilan keputusan atau biasa disebut dengan decision support sistem dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan.

Karakteristik informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah:
a. Timely (tepat waktu)
b. Accurate (akurat)
c. Concise (ringkas)
d. Relevant (relevan)
e. Complete (lengkap)