Rabu, 21 Agustus 2013

Analisis Aktivitas Pendanaan

A. KEWAJIBAN
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar atau jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya, kewajiban lancar dicatat pada nilai jatuh temponya, bukan pada nilai sekarangnya, karena pendeknya waktu penyelesaian utang. Terdapat 2 jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka (unearned revenue), uang muka, utang usaha dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun.
Perusahaan menunjukkan kemampuan pendapatan kembali jangka panjang dengan cara : (1) telah menerbitkan efek utang jangka panjang atau efek ekuitas untuk  menggantikan kewajiban jangka pendek setelah tanggal neraca namun sebelum diumumkan, atau (2) telah melakukan kesepakatan dengan sumber pendanaan yang menyetujui pendanaan kembali utang jangka pendek saat jatuh tempo. Lesepakatan pendanaan yang dapat dibatalkan karena perlanggaran persyaratan yang dapat dievaluasi secara berbeda oleh pihak yang bersepakat (seperti “perubahan material yang bertolak belakang” atau “kegagalan untuk mempertahankan operasi yang memuaskan”) tidak memenuhi kondisi ini.


2. Kewajiban Tak Lancar
Kewajiban tak lancar atau jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau 1 siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar. Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga tunai yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Kewajiban yang umum lainnya adalah komitmen pembelian. Komitmen seperti ini memerlukan pengungkapan jika kewajiban pembelian tanpa syarat ini menyediakan pendanaan bagi untuk pemasok dan tidak diakui dalam neraca pembeli.

3. Analisis Kewajiban
Kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan sehingga kita memerlukan keyakinan bahwa perusahaan mencatatnya. Pencatatan ini meliputi pengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo, termasuk kondisi, halangan, dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan. Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban. Sumber keyakinan lain adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda (double-entry accounting) yang mensyaratkan adanya penyeimbang antara perolehan aktiva, sumber daya atau beban dengan atau pembebanan sumber daya. Namun demikian, tidak terdapat keharusan perjurnalan untuk sebagian besar komitmen dan kewajiban kontijen. Dalam kasus ini, analisis kita sering kali harus didasarkan pada catatan atas laporan keuangan dan pada komentar manajemen dalam laporan tahunan, serta dokumen-dokumen terkait. 

B. SEWA GUNA USAHA
Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lease untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lease membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment). 
1. Akuntansi Dan Pelaporan Sewa Guna Usaha
Klasifikasi dan Pelaporan Sewa Guna Usaha
Lease mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat kriteria sebagai berikut.
a) Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa guna usaha;
b) Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah (bargain price);
c) Masa sewa guna usaha 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva;
d) Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.
Operating Lease, sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satupun kriteria di atas terpenuhi. Dalam akuntansi operating lease, lesse akan mencatat sewa sebagai beban saat terjadinya.

Pengungkapan Sewa Guna Usaha
Perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa guna usaha di masa depan untuk capital lease dan operating lease yang tidak dapat dibatalkan.pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis. Perusahaan mengklasifikasikan seluruh sewa guna usaha sebagai operating lease dan menyediakan jadwal pembayaran sewa di  masa depan dalam catatan atas laporan keuangan. 

2. Analisis Sewa Guna Usaha
Dampak Operating Lease
Walaupun standar akuntansi memperbolehkan metode alternatif untuk mencerminkan perbedaan ekonomi yang mendasari transaksi sewa guna usaha, pilihan ini sangat sering disalahgunakan oleh lessee yang menstrukturkan kontrak sewa guna usaha sehingga mereka dapat menggunakan metode operating lease. Praktik ini mengurangi manfaat laporan keuangan. Insentif bagi lessee untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebaai operating lease terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan keuangan ini adalah sebagai berikut.
  • Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca. Selain menyembunyikan kewajiban dari neraca, hal tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas (seperti debt to equity) yang sering digunakan dalam analisis kredit.
  • Operating lease menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama return on total assets.
  • Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease.
  • Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam neraca. Hal tersebut menigkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.
  • Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease
Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi captal lease sebagai berikut.
a) Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal
b) Menentukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease
c) Menentukan nilai aktiva dan kewajiban sewa guna usaha
d) Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba yang diharapkan.

C. IMBALAN PASCAPENSIUN 
Terdapat 2 bentuk imbalan pascapensiun (postretirement benefit) ini: (1) imbalan pensiun (pension benefit), di mana pemberi kerja menjanjikan imbalan moneter kepada pekerja pascapensiun, dan (2) imbalan pasca pensium lainnya (other postretireent employee benefit), di mana pemberi kerja menyediakan imbalan lain (non-moneter) pascapensiun terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. 
1. Imbalan Pensiun
Sifat Kewajiban Pensiun
Program pensiun (pensiun plan) merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan imbalan pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan 3 pihak yaitu pemberi kerja, yang memberikan kontribusi pada program pensiun, pekerja menerima imbalan dan dana pensiun. Program pensiun imbalan pasti (defined benefit) menentukan jumlah pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiunan. Program pensiun imbalan pasti (defined contribution) menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun. 

Kewajiban Pensiun
  1. Akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit obligation) merupakan nilai sekarang aktuaria kewajiban imbalan pensiun di masa depan kepada pekerja pada saat pensiun berdasarkan kompensasi saat ini dan jasa sampai saat ini.
  2. Proyeksi kewajiban imbalan (projected benefit obligation) merupakan estimasi aktuaria atas utang imbalan pensiun di masa depan kepada pegawai pada saat pensiun berdasarkan kompensasi yang diharapkan di masa depan dan jasa sampai saat ini. 

Aktiva Pensiun dan Status Pendanaan
Perusahaan sering kali menganggap program pensiun yang didanai lebih sebagai sumber dana untuk mendanai akuisisi mereka. Implikasi program pensiun yang didanai lebih termasuk :
  1. Perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi kontribusi dana pensiun sampai aktiva pensiun sama atau kurang dari proyeksi kewajiban imbalan (projected benefit obligation/PBO).
  2. Perusahaan dapat menarik kelebihan aktiva.

Biaya Pensiun
Biaya pensiun ekonomi (economic pension cost) atau beban merupakan biaya bersih yang timbul dari perubahan posisi ekonomi bersih selama periode bersangkutan. Biaya pensiun berulang (recurring pension cost) terdiri dari atas dua komponen sebagai berikut.
  1. Biaya jasa (service cost), yaitu nilai sekarang aktuaris atas imbalan pensiun yang dihasilkan oleh pegawai berdasarkan rumus imbalan pensiun.
  2. Biaya bunga (interest cost), yaitu penambahan atas PBO yang timbul karena pembayaran pensiun menjadi satu periode lebih dekat.

Biaya pensiun tidak berulang (nonrecurring pension cost) yang berasal dari peristiwa seperti perubahan asumsi aktuaria atau perubahan ketentuan program terdiri atas dua komponen sebagai berikut.
  1. Keuntungan atau kerugian aktuaria (actuarial gain or loss), yaitu perubahan PBO yang terjadi saat asumsi aktuaria dalam penghitungan PBO direvisi.
  2. Biaya jasa lalu (prior service cost) timbul karena perubahan ketentuan program pensiun atas PBO.

Ketentuan Akuntansi Pensiun
Kerangka akuntansi pensiun diatur dalam SFAS 87 yang berfokus pada tercapainya ukuran biaya pensiun yang stabil dan permanen. 

2. Imbalan Karyawan Pascapensiun Lainnya
Imbalan karyawan pascapensiun lainnya (other posretirement employee benefits/OPEB) merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Ciri-ciri dasar akuntansi pensiun OPEB, meliputi: pelaporan biaya bersih, pengakuan yang ditunda, dan saling hapus. Kewajiban pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi kewajiban imbalan pascapensiun. Biaya OPEB yang dilaporkan meliputi komponen-komponen: biaya jasa, biaya bunga, amortisasi keuntungan dan kerugian bersih, amortisasi biaya jasa lalu, amortisasi kewajiban transisi, dan pengembalian yang diharapkan atas aktiva program.

Pelaporan dan Analisis Imbalan Pascapensiun Lainnya
Terdapat prosedur tiga langkah untuk analisis imbalan pascapensiun, yaitu (a) menentukan dan merekonsialiasi biaya dan kewajiban (atau aktiva) imbalan ekonomis dan yang dilaporkan, (b) membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan, khususnya neraca dan (c) mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.

D. KONTIJENSI DAN KOMITMEN
Kontijensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kontijensi rugi yang disebut liabilitas kontijensi (contingencies liability) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan dan timbul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutangm klaim atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan kerugian properti.
Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa sepeeti penandatanganan kontrak atau penerbitan penerbitan pemesanan (purchase order) bukan merupakan transaksi yang lengkap.
Analisis Liabilitas Kontijensi
Liabilitas kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa merupakan estimasi. Keakuratan analisis atas liabilitas ini bergantung pada keakuratan pada estimasi tersebut yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu perusahaan atau harapan di masa depan. Cadangan untuk kerugian di masa depan merupakan jenis kontijensi lainnya yang perlu diperiksa. Konservatisme dalam akuntansi meminta perusahaan untuk mengakui kerugian saat perusahaan dapat menentukannya atau dapat meramalkannya. 

E. PENDANAAN DI LUAR LAPORAN POSISI KEUANGAN
Pendanaan di luar laporan posisi keuangan adalah tidak tercatatnya liabilitas pendanaan tertentu. Sebagai contoh, salah satu cara mendanai properti, pabrik dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut serta menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. 

Entitas Bertujuan Khusus (SPE)
Entitas bertujuan khusus (special purpose entities) yang sekarang menjadi tidak terkenal setelah bangkrutnya Enron, telah menjadi mekanisme pendanaan yang sah selama lebih dari dua dekade dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keuangan perusahan saat ini. Konsep SPE sebagai berikut. 
  1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi ekuitas, beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen
  2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan membeli aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor
  3. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan pengembalian bagi investor ekuitas

Terdapat dua alasan kepopuleran SPE sebagai berikut.
  1. SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada meminjam langsung dari pasar kredit.
  2. Dalam GAAP sekarang selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE diperlakukan sebagai entitas terpisah tidak dikonsolidasikan dengan perusahaan sponsor.

F. EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Analisis atas ekuitas harus dipertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang saha, meliputi sebagai berikut.
  1. Mengklasifikasi dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.
  2. Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan prioritas mereka pada likuidasi.
  3. Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
  4. Menelaah kontrak, ketentuan hukum dan pembatasan-pembatasan lainnya atas distribusi laba ditahan.
  5. Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible securities), opsi saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

1. Saham Modal
Pelaporan Saham Modal
Pelaporan Saham Modal, meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal yang diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan terkait. Modal Kontribusi, merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang saham sebagai pembayaran saham modal. Saham diperoleh kembali (treasury stock atau buyback) merupakan saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayar penuh.msaham diperoleh kembali umumnya dicatat pada harga perolehan dengan metode penyajian yang umum adalah mengurangkan biaya saham diperoleh kembali dari total ekuitas pemegang saham.

Klasifikasi Saham Modal
Saham modal (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang saham ekuitas sebagai pembayaran aktiva dan jasa. Terdapat dua jenis saham modal sebagai berikut.
  • Saham Preferen (preffered stock), yaitu kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :

  1. Prioritas atas distribusi dividen termasuk hak partisipasi dan dividen kumulatif;
  2. Prioritas atas likuidasi, terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan nilai likuidasi dan nilai likuidasi saham preferen bisa besar;
  3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa;
  4. Tidak memiliki hak suara;
  5. Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen dari pembelian kembali yang terlalu awal (harga pembelian kembali premium sering kali makin menurun).

  • Saham Biasa (common stock), yaitu kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa mencerminkan bunga sisa (residual interest) dan tidak diprioritaskan namun mendapatkan laba bersih sisa dan menyerap rugi bersih.

Analisis Saham Modal
Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan pembatasan-pembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat memengaruhi hak sisa atas saham biasar, serta hak, risiko dan pengembalian bagi investor ekuitas.

2. Laba Ditahan
Laba ditahan (retained earnings) merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan. Akun laba ditahan mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen.

Dividen Tunai dan Dividen Saham
Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan saat didistribusikan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Dividen saham (stock dividend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kerpada pemegang saham secara proporsional. Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba secara permanen. Akuntansi bagi dividen saham kecil (small stock dividend) atau dividen saham sederhana (ordinary dividend), umumnya lebih kecil dari 20% sampai 25% saham beredar, mensyaratkan penilaian dividen saham pada nilai pasar pada tanggal pengumuman.

Penyesuaian Periode Lalu
Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment) terutama merupakan koreksi kesalahan di periode laporan keuangan lalu. Perusahaan tidak melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan melaporkannya sebagai penyesuaian (setelah pajak) atau saldo awal laba ditahan.

Apropriasi Laba Ditahan
Apropriasi laba ditahan (appropriations of retained earnings) merupakan reklasifikasi laba ditahan untuk tujuan tertentu. Apropriasi laba ditahan (kadang kala disebut cadangan) merupakan pengakuan bahwa perusahaan tidak berniat untuk mendistribusikannya sebagai dividen, melainkan mencadangkannya untuk tuntutan hukum, perluasan pabrik, asuransi diri sendiri (self-insurance), dan kontijensi bisnis lainnya. Apropriasi juga tidak membebaskan laporan keuangan dari beban potensial. Apropriasi direklasifikasi kembalu sebagai laba ditahan bila tujuannya telah tercapai.

Pembatasan Laba Ditahan
Pembatasan atau persyaratan bala ditahan (restriction or convenant of retained earnings) merupakan pembatasan atau ketentuan laba ditahan sejumlah tertentu. Pembatasan penting meliputi pembatasan distribusi dividen. Ketentuan obligasi dan kesepakatan pinjaman merupakan sumbe rutama pembatasan tersebut. perusahaan sering kali mengungkapkan pembatasan tersebut dalam catatan penjelas.

Analisis Laba Ditahan
Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau kesepakatan lain umumnya mengungkapkan cakupan perusahaan dalam area seperti distribusi dividen atau pencapaian modal kerja pada tingkat tertentu. Pembatasan tersebut juga mengungkapkan kekuatan tawar-menawar perusahaan dan posisinya dalam pasar kredit.

3. Nilai Buku per Lembar Saham
Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku per lembar saham (book value per share) adalah angka per lembar yang berasal dari likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam neraca. “Nilai buku” (book value) merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai aktiva bersih, yaitu total aktiva dikurangi dengan klaim terhadapnya.

Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasi meliputi:
  1. Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan dalam penilaian kesepakatan merger.
  2. Analisis perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid (institusi keuangan, investasi, asuransi, dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.
  3. Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan aktiva (asset coverage).
  4. Kewajiban Pada ‘Ujung’ Ekuitas

Saham Preferen yang Dapat Ditarik Kembali
Analisis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham preferen) yang memiliki provisi penarikan kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip hutang daripada ekuitas. Efek tersebut tersebut mengharuskan perusahaan untuk membayar dana pada tanggal tertentu.

Hak Minoritas
Hak minoritas (minority interest) dalam perusahaan yang dikonsolidasi umumnya disajikan dalam laporan posisi keuangan, di antara kewajiban dan ekuitas. Namun demikian, hak minoritas bukanlah klaim langsung atas sumber daya perusahaan. Hak minoritas adalah kepemilikan proporsional pemegang saham minoritas atas anak perusahaan yang dikonsolidasikan tersebut.

Sumber: Berbagai Sumber

2 komentar:

  1. Kalo yang ini termasuk pendanaan jangka panjang ga?
    investasi mudah

    BalasHapus
  2. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus