Senin, 09 Desember 2013

Risk Eksposures and The Internal Control Structure, dan General Control and Application Controls

RISK EKSPOSURES AND INTERNAL CONTROL STRUCTURES
Pengendalian dan Eksposur
Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap resiko. Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Istilah risiko merupakan sinonim untuk istilah probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu, eksposur adalah risiko dikalikan konsekuensi finansial atas risiko tersebut.
Kejadian yang tidak diharapkan, seperti banjir atau pencurian, tidak semata-mata merupakan eksposur. Eksposur organisasi terhadap kejadian macam ini merupakan potensi kerugian finansial dikalikan probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Eksposur tidak semata-mata terjadi akibat kurangnya pengendalian. Pengendalian berguna mengurangi eksposur, tetapi pengendalian tidak dapat mempengaruhi penyebab terjadinya eksposur.

Gambar: Eksposur bisnis yang biasa terjadi


Eksposur Umum
1. Biaya yang terlalu tinggi
Biaya yang terlalu tinggi mengurangi laba. Setiap pengeluaran yang dibuat oleh suatu organisasi potensial untuk menjadi biaya yang terlalu tinggi. Harga yang dibayarkan untuk pembelian barang yang digunakan dalam organisasi bisa saja terlalu mahal. Cek bisa saja dibayarkan kepada karyawan yang tidak bekerja dengan efektif dan efisien. Produksi bisa saja tidak efisien sehingga menyerap pembelian dan pemakaian bahan baku dan tenaga kerja yang terlalu banyak. Pembelian aktiva yang berlebihan bisa saja terjadi.
2. Pendapatan yang Cacat
Biaya terutang tidak tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Barang dagangan telah dikirim ke pelanggan tetapi tidak tercatat sehingga tidak ditagih. Perusahaan mengirim tagihan ke pelanggan dengan nilai yang lebih kecil dari yang seharusnya. Tagihan hilang atau salah catat sebagai piutang dagang. Penjualan yang telah terjadi dibatalkan akibat terlambatnya pengiriman barang yang dipesan, atau pengiriman barang yang rendah kualitasnya, atau pengiriman barang yang berbeda dengan barang yang dipesan.
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva
Aktiva dapat hilang sebagai akibat pencurian, tindakan kekerasan, atau bencana alam. Kas, baha baku, atau peralatan dapat rusak atau salah penempatan. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari kecerobohan karyawan ataupun tindakan tidak disengaja. Karyawan, termasuk manajemen, bisa tanpa sengaja mengelola atau merusak kas, bahan baku, atau peralatan.
4. Akuntansi yang Tidak Akurat
Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat, atau secara signifikan berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penilaian transaksi, kesalahan waktu pencatatan, atau kesalahan klasifikasi transaksi. Dampak kesalahan dapat berakibat pada informasi yang tidak akurat guna pengambilan keputusan atau laporan keuangan yang menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan.
5. Interupsi Bisnis
Interupsi bisnis mencakup penghentian sementara suatu operasi bisnis, penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu usaha. Interupsi bisnis terjadi akibat ketidakmampuan menghadapi kegiatan operasi yang buruk, tindakan kekerasan fisik, atau bencana alam.
6. Sanksi Hukum
Sanksi hukum mencakup denda yang dikenakan oleh pengadilan atau badan legal yang memiliki wewenang atas organisasi dan operasi perusahaan. Penghentian kegiatan bisnis bisa saja terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika perusahaan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
7. Ketidakmampuan untuk Bersaing
Ketidakmampuan untuk bersaing merupakan ketidakmampuan suatu organisasi untuk bertahan di pasar atau industri. Ketidakmampuan ini dapat terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai eksposur yang telah dibahas sebelumnya dan bisa juga sebagai akibat ketidakefektifan keputusan manajemen.
8. Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan dan pencurian dapat dilakukan oleh pihak eksternal di luar perusahaan ataupun pihak internal di dalam perusahaan. Biaya yang terlalu tinggi, pendapatan yang cacat, kehilangan aktiva, ketidakakuratan catatan akuntansi, interupsi bisnis,sanksi hukum, dan ketidakmampuan untuk bersaing, semuanya bisa saja merupakan dampak dari kecurangan dan pencurian. 

Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih
Kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas illegal yang terjadi sebagai bagian dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih terjadi pada saat kekayaan perusahaan digunakan menyimpang dari manfaat aktiva yang sesungguhnya. Rangkaian aktivitas pemanfaatan kekayaan perusahaan tersebut tidak melibatkan kekerasan. Kejahatan kerah putih biasanya melibatkan penggunaan transaksi fiktif dalam sistem akuntansi.

Ada 3 bentuk kejahatan kerah putih:
1. Kecurangan manajemen
Meliputi penyalahgunaan atau kesalahan interpretasi terhadap aset baik oleh karyawan atau pihak ketiga di luar perusahaan, atau keduanya. Pencurian harta kekayaan bisa juga dilakukan oleh manajemen. Manajemen merupakan pihak yang bertanggungjawab untuk membangun pengendalian dalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen tidak menjadi subjek dari pengendalian tersebut, sehingga kecurangan manajemen ini jarang terdeteksi dibandingkan dengan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
2. Pelaporan keuangan yang menyesatkan
Tindakan sengaja atau tidak sengaja, sebagai akibat niat hati atau kekhilafan, yang menyebabkan informasi dalam laporan keuangan secara material mengganggu pengambil keputusan. Karyawan di segala level organisasi bisa saja terlibat. Laporan keuangan menyesatkan dapat mencakup pemrosesan transaksi fiktif dalam suatu sistem akuntansi atau salah penerapan prinsip akuntansi.
3. Kejahatan korporat
Merupakan kejahatan kerah putih yang menguntungkan suatu perusahaan atau organisasi, dan bukan hanya menguntungkan individu tertentu yang melakukan kecurangan. Contoh kejahatan perusahaan adalah pembebanan tagihan yang berlebih kepada pemerintah federal oleh pengembang dan perilaku buruk pada saat penjualan publik surat berharga pemerintah oleh perusahaan broker.

Pemrosesan Komputer dan Eksposur
Banyak aspek dari pemrosesan komputer yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan data secara mekanis, dan kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan ataupun tidak. Pemrosesan terpusat, penyimpanan data terpusat, dan aktiva pemrosesan data merupakan aspek dari pemrosesan komputer yang memicu lahirnya eksposur yang baru.
Aktiva pemrosesan data harus dilindungi seperti melindungi kekayaan organisasi yang lain. Peralatan mainframe komputer merupakan aktiva yang cukup mahal dan membutuhkan lingkungan khusus untuk memastikan mainframe tersebut dapat beroperasi secara efisien. Akses yang terbatas harus menjadi pertimbangan utama. Pintu akses masuk ke lokasi sistem komputer seharusnya sedikit saja. Hanya individu dengan validasi yang sah diizinkan masuk ke lokasi tersebut.

KOMPONEN PROSES PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal terkait dengan tercapainya tujuan berikut: (1) reliabilitas pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3) kesesuaian dengan peraturan dan regulasi yang berlaku.
Proses pengendalian suatu organisasi terdiri dari lima komponen: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan, konsep pengendalian internal didasarkan pada dua premis utama, yaitu tanggung jawab, dan jaminan yang masuk akal.
Premis pertama, tanggung jawab, terkait dengan tanggung jawab manajemen dan dewan direksi untuk membangun dan memelihara proses pengendalian internal. Beberapa tanggung jawab tertentu dapat didelegasikan kepada bawahan. Namun, tanggung jawab terakhir tetap berada di tangan manajemen dan dewan direksi. Premis kedua, jaminan yang masuk akal, terkait dengan relativitas biaya dan manfaat suatu pengendalian. Manajemen yang berhati-hati tidak seharusnya mengeluarkan lebih banyak biaya untuk pengendalian yang tidak sebanding dengan manfaat yang didapatkan.

Gambar: Struktur Pengendalian Internal

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian organisasi, komponen pertama dari komponen pengendalian internal, merupakan pondasi dari komponen-komponen pengendalian sistem yang lain. Lingkungan pengendalian merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung, dan meningkatkan efektivitas kebijakan dari prosedur tertentu. Dengan kata lain, lingkungan pengendalian menentukan iklim organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian.
Faktor-faktor yang tercakup dalam lingkungan pengendalian adalah:
• Nilai-nilai integritas dan etika
Pelanggaran etika dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Eksposur semacam ini mencakup kemungkinan denda yang cukup besar atau tuduhan kriminal terhadap perusahaan maupun eksekutif dalam perusahaan tersebut.
• Komitmen terhadap kompentensi
Kompetensi karyawan merupakan hal yang penting untuk memungkinkan proses pengendalian internal dapat berfungsi dengan baik. Kualitas dan kompetensi karyawanlah yang dapat memastikan terlaksananya proses pengendalian yang baik. Tidak ada proses pengendalian yang dapat berfungsi dengan baik tanpa karyawan yang kompeten.
• Filosofi manajemen dan gaya operasi
Pengendalian yang efektif dalam suatu organisasi dimulai dan diakhiri dengan filosofi manajemen. Jika manajemen percaya bahwa pengendalian penting, manajemen akan memastikan bahwa kebijakan dan prosedur pengendalian diterapkan secara efektif.
• Struktur organisasi
Struktur organisasi didefinisikan sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi. Struktur organisasi formal seringkali digambarkan dalam bentuk diagram organisasi. Struktur organisasi mengindikasikan pola komunikasi formal dalam organisasi.
• Perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitenya
Dewan direksi merupakan perantara yang menghubungkan pemegang saham selaku pemilik organisasi dengan manajemen yang bertanggungjawab menjalankan organisasi. Jika keanggotaan dewan direksi sepenuhnya terdiri dari manajemen, atau dewan direksi jarang mengadakan rapat, maka pemegang saham tidak memiliki kendali atas operasi manajemen.
Biasanya dewan direksi mendelegasikan fungsi tertentu ke berbagai komite operasi, salah satunya komite audit. Komite audit seharusnya independen dari manajemen organisasi. Komite audit biasanya bertanggungjawab penuh atas laporan keuangan perusahaan, termasuk kesesuaian dengan hukum dan regulasi yang berlaku.
• Cara pembagian otoritas dan tanggung jawab
Metode pembagian wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi mengindikasikan filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen. Jika hanya ada metode informal atau lisan, maka pengendalian lemah atau tidak ada pengendalian.
• Kebijakan sumber daya dan prosedur
Personel seharusnya kompeten dan memiliki kemampuan atau mendapatkan pelatihan cukup terkait dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Personel merupakan komponen kunci dalam sistem pengendalian. Kualifikasi yang disyaratkan untuk setiap posisi pekerjaan dalam suatu perusahaan harus menggambarkan tingkat tanggung jawab terkait dengan posisi tersebut.

Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko, komponen kedua dari pengendalian internal, merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal dan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Contoh risiko yang relevan dengan proses pelaporan keuangan termasuk perubahan dalam lingkungan operasi organisasi, perubahan personel, perubahan sistem informasi, terknologi baru, perubahan dalam industri, lini produk yang baru, dna regulasi, hukum atau peraturan akuntansi yang baru.

Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan komponen pengendalian yang ketiga. Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa  arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Aktivitas pengendalian dapat berupa pengendalian akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal atau memadai bahwa tujuan pengendalian tertentu tercapai untuk setiap sistem aplikasi yang material dalam organisasi.
1. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Prosedur otorisasi merupakan pengendalian yang memastikan bahwa karyawan perusahaan hanya memproses transaksi yang sah dalam ruang lingkup otoritas yang telah ditentukan. Misalnya, dalam sistem pembelian manual, pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk ketika tingkat persediaan mencapai titik pemesanan memerlukan otorisasi.
2. Pemisahan tugas
Dalam sebuah sistem manual, salah satu pengendalian yang penting adalah pemisahan tugas-tugas yang bertentangan selama pemrosesan transaksi. Para individu diberikan tanggung jawab untuk hanya melakukan aspek-aspek terbatas ransaksi untuk tiga ujuan berikut:
1) Otorisasi trnsaksi harus terpisah dari pemrosesan transaksi.
2) Penyimpanan aktiva harus terpisah dari tanggung jawab pencatatan aktiva.
3) Otorisasi harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak adanya penipuan.
Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang pegawai seharusnya tidak berada dalam posisi untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan penipuan atau kesalaha yang tidak disengaja.
3. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai 
1) Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan.
2) Dokumen-dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi.
3) Prosedur-prosedur berikut ini menjaga aset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme:
• Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif
• Memelihara catatan aset, termasuk informasi, secara akurat
• Membatasi akses secara fisik ke aset
• Melindungi catatan dan dokumen
4. Penjagaan aset dan catatan yang memadai
Beberapa aset yang perlu diamankan dalam SIA adalah sebagai berikut:
• Mesin kas
• Lemari besi,  kotak uang
• Kotak pengaman simpanan
• Area penyimpanan tahan api
• Mengendalikan lingkungan
• Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer, dan informasi
5. Pemeriksaan independen atas kinerja
Berbagai jenis pemeriksaan independen adalah:
1) Rekonsiliasi dua rangkaian catatan yang dipelihara secara terpisah
2) Perbandingan jumlah aktual dengan yang dicatat
3) embukuan berpasangan
4) Jumlah total batch, yaitu:
• Jumlah total keuangan.
• Jumlah total lain-lain adalah jumlah field yang biasanya tidak ditambahkan
• Jumlah catatan adalah jumlah dokumen yang diproses.
• Jumlah baris adalah jumlah baris data yang dimasukkan.
• Uji kesesuaian baris dan kolom. Banyak lembar kerja yang memiliki jumlah total baris dan kolom. Uji ini akan membandingkan jumlah total  dari setiap jumlah dalam baris, dengan jumlah total dari setiap jumlah dalam kolom, untuk memeriksa apakah jumlah mereka sama.

Informasi dan Komunikasi
Merupakan komponen pengendalian internal yang keempat. Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait.
Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian. Komunikasi yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual prosedur yang memadai, manual kebijakan, serta berbagai jenis dokumentasi yang lain.
Komunikasi yang efektif juga membutuhkan aliran arus informasi dalam organisasi yang memadai. Informasi semacam ini dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja, membuat laporan perkecualian, dan lain sebagainya.

Pengawasan
Pengawasan, komponen pengendalian yang kelima, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Kualitas pengendalian dapat terganggu dengan berbagai cara, termasuk kurangnya ketaatan, kondisi yang berubah, atau bahkan salah pengertian.
Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus-menerus, atau evaluasi terpisah, atau kombinasi keduanya. Tujuan fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan menyediakan bagi manajemen hasil analisis dan hasil penilaian aktivitas dan sistem seperti:
1. Sistem informasi organisasi
2. Struktur pengendalian internal organisasi
3. Sejauh mana ketaatan terhadap kebijakan operasi, prosedur, dan rencana
4. Kualitas kinerja personel organisasi

GENERAL CONTROL AND APPLICATION CONTROLS
Pengendalian pemrosesan transaksi merupakan satu prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan transaksi mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang tujuannya adalah untuk meminimalisasi adanya gangguan terhadap sistem informasi.

Pengendalian Umum
Merupakan pengendalian sistem informasi yang paling luar dan yang pertama harus dihadapi oleh pemakai sistem informasi. Jika pengendalian umum dapat dilewati, maka pengendalian-pengendalian aplikasi dapat diaktifkan. Pengendalian umum terdiri dari:
1. Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasi yang baik dapat dicapai dengan cara adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab yang tegas sehingga kesempatan untuk melakukan gangguan sulit diperoleh. Terdapat beberapa fungsi utama yang harus dipisahkan tugas dan tanggung jawabnya yaitu bagian pengontrol data, bagian yang mempersiapkan data, bagian operasi komputer, bagian pustaka data, bagian pemrogram dan pengembangan sistem, dan bagian pusat informasi.
2. Pengendalian dokumentasi
Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu objek. Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi, penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, contoh-contoh objek dari sistem informasi. Pengendalian dokumentasi penting untuk keperluan seperti mempelajari cara pengoperasian sistem, sebagai bahan penelitian, dasar pengembangan sistem lebih lanjut, dasar dalam melakukan modofikasi dan perbaikan sistem dimasa yang akan datang, dan materi acuan bagi auditor dalam melakukan pemeriksaan.
3. Pengendalian perangkat keras
Pengendalian perangkat keras komputer merupakan pengendalian merupakan pengendalian yang sudah dipasang di dalam komputer (built in) oleh pabrik pembuatnya. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras. Pengendalian perangkat keras dapat berupa pemeriksaan pariti, pemeriksaan gaung, pemeriksaan baca setelah rekam, pemeriksaaan baca ulang, dan pemeriksaaan validitas.
Gangguan terhadap perangkat keras dalam pengoperasian sistem informasi dapat dicegah dengan cara, (1) menyediakan perangkat keras cadangan yang akan digunakan jika perangkat keras utama mengalami kerusakan atau macet, penggunaan cadangan ini dikenal dengan dual processor computer, (2) membeli asuransi jika perangkat keras rusak maka akan diganti oleh pihak asuransi.
4. Pengendalian keamanan fisik
Dilakukan untuk menjaga keamanan terhadap perangkat keras, perangkat lunak dan user (manusia) di dalam perusahaan. Hal-hal yang menyebabkan tidak amannya fisik sistem diantaranya adalah pencurian, sabotase, kegagalan arus listrik yang dapat merusak basis data, api, temperatur yang terlalu panas (overheating), debu, dan bencana alam.
Pengendalian keamanan fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
  • Pengawasan terhadap pengaksesan fisik atau pembatasan akses terhadap sistem informasi
  • Pengaturan lokasi fisik
  • Penerapan alat-alat pengamanan
  • Stabilizer
  • AC untuk mengatur temperatur dalam ruangan
  • Pendeteksi kebakaran
5. Pengendalian keamanan data
Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan data yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh orang yang tidak berhak. Beberapa cara pengendalian untuk keamanan data yang dapat diaplikasikan adalah dipergunakan data log, proteksi file, pembatasan pengaksesan, data back-up atau recovery.
6. Pengendalian komunikasi
Jika sistem menggunakan suatu network komunikasi untuk mentransmisikan data dari suatu tempat ke tempat lain, analis sistem harus memikirkan pengendalian untuk ini. Pengendalian komunikasi dimaksudkan untuk menangani kesalahan selama proses transmisi data dan untuk menjaga keamanan dari data selama pengiriman data tersebut.

Pengendalian Aplikasi
Merupakan pengendalian-pengendalian yang dipasang pada pengolahan aplikasinya yaitu pengendalian pada tahap masukan, pengendalian pada tahap pengolahan atau proses dan pengendalian pada tahap keluaran.
1. Pengendalian masukan
Pengendalian pada tahap masukan mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa data transaksi yang valid telah lengkap, terkumpul secara keseluruhan dan terbebas dari kesalahan sebelum masuk ke proses pengolahan. Pengendalian masukan ini sangat penting karena input yang salah tentunya akan menghasilkan output yang salah, sehingga pada tahap masukan data harus benar-benar terbebas dari kesalahan. 
Pengendalian masukan mencakup dua tahap yaitu tahap penangkapan data (data capture) terdapat beberapa proses pengendalian yaitu mengecek penomoran dokumen dasar apakah menggunakan nomor urut tercetak atau tidak, memaksimumkan masing-masing field pada dokumen dasar, pengkajian ulang data, dan melakukan verifikasi data, tahap kedua pemasukan data (data entry) berupa beberapa pengendalian yaitu echo check, existence check, matching check, field check, sign check, relationship check, limit check, range check, self-checking digit check, sequence check, label check, bath control total check, and zero balance check.
2. Pengendalian pengolahan
Pada pengendalian pengolahan terdapat tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukkan ke komputer. Kesalahan-kesalahan pada pengolahan pada umumnya disebabkan oleh: overflow (terjadi jika pengolahan menghasilkan perhitungan yang nilainya terlalu besar atau kecil sehingga tidak mampu tersimpan di memori komputer), kesalahan logika program, logika program yang tidak lengkap, penangan pembulatan yang salah, kesalahan akibat kehilangan atau kerusakan record, kesalahan dalam urutan data, kesalahan data di file acuan, dan kesalahan proses serentak. Untuk mengecek kesalahan tersebut dilakukan pengendalian berupa pengecekan-pengecekan kesalahan seperti : control total check, matching check, reference file check, limit and reasonable check, crossfooting check, and record locking.
3. Pengendalian keluaran
Pengendalian keluaran dimaksudkan untuk kedua macam bentuk keluaran yaitu keluaran dalam bentuk hard copy dan pengeluaran dalam bentuk soft copy. Baik keluaran berupa hard copy maupun soft copy tersebut memiliki tahapan masing-masing dan untuk setiap tahapan tersebut memiliki pengendalian tersendiri yang tujuannya adalah untuk menghasilkan keluaran yang benar-benar terbebas dari kesalahan-kesalahan.

Sumber:
  1. George H. Bodnar, William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  2. Jogiyanto, H.M. 2009. Sistem Informasi Berbasis Komputer, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar