Rabu, 29 Mei 2013

Prosedur Audit Aset Tetap

PENGERTIAN ASET TETAP
Menurut PSAK No.16, Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.

Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. 

Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung adalah:
  1. Biaya persiapan tempat.
  2. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs)
  3. Biaya pemasangan (installation costs)
  4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama selisih penilaian kembali aktiva tetap.

JENIS TRANSAKSI
Jenis transaksi aset tetap yang mungkin terjadi antara lain :
  1. Perolehan aset tetap secara tunai atau dengan alat nonomoneter lainnya
  2. Penghapusan aset tetap melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian atau pembuangan
  3. Penyusutan aset tetap selama umur ekonomisnya
  4. Penyewaan aset tetap


TUJUAN AUDIT ASET TETAP
  1. Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas aset tetap.
  2. Memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan milik perusahaan.
  3. Memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.
  4. Memeriksa apakah disposal dari aset tetap sudah dicatat dengan benar dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
  5. Disposal aset tetap dapat terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan laba/rugi penjualan aset tetap, tukar tambah atau penghapusan aset tetap yang dapat menimbulkan kerugian, jika aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku.
  6. Memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam periode yang di audit dilakukan sesuai dengan ketentuan SAK, dan apakah perhitungannya sudah benar.
  7. Memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
  8. Memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.


PROSEDUR AUDIT ASET TETAP
1. Pelajari dan evaluasi internal control aset tetap. Beberapa ciri internal control yang efektif untuk aset tetap:
  • Setiap penambahan dan penarikan aset tetap harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
  • Setiap penambahan aset tetap harus disesuaikan dengan anggaran.
  • Adanya kebijakan yang jelas dan tertulis tentang capitalization dandepreciation policy.
  • Perusahaan mempunyai sub buku besar aset tetap yang mencantumkan data-data aset tetap, diantaranya: tanggal pembelian aset tetap, nama supplier, harga perolehan, metode penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap
  • Dilakukannya inventarisasi/pemeriksaan yang rutin terhadap aset tetap, untuk mengetahui keberadaan dan kondisi dari aset tetap tersebut.
  • Bukti-bukti kepemilikan aset tetap disimpan ditempat yang aman.
  • Aset tetap diasuransikan oleh perusahaan dengan jumlah/nilai pertanggungan (insurance coverage) yang wajar.

2. Minta kepada klien Top schedule dan Supporting schedule aset tetap, sehingga dapat dilihat berapa saldo awalnya, berapa penambahan/pengurangannya dan berapa saldo akhir dari aset tetap tersebut.
3. Periksa footing dan cross footing serta cocokkan totalnya dengan general ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Apakah setiap penambahan dan pengurangan dari aset tetap dilengkapi dengan supporting document, termasuk otorisasinya.
Contoh Pencatatan terhadap pengurangan aset tetap :
Mesin pabrik dengan cost Rp 200.000.000,- dan jumlah akumulasi penyusutan terakhir Rp 175.000.000,- dijual dengan harga Rp 35.000.000,-
Pencatatan seharusnya adalah:
[D] Kas                                            Rp   35.000.000
[D] Akumulasi Peny. Mesin               Rp 175.000.000
          [K] Mesin                                                                 Rp 200.000.000
          [K] Laba Penjualan Aset Tetap                                    Rp  10.000.000
5. Lakukan pemeriksaan fisik terhadap aset tetap tersebut untuk melihat kondisinya apakah masih layak dan penilaiannya wajar.
6. Periksa bukti kepemilikan aset tetap.
Contoh : 
- Tanah - Sertifikat tanah
- Gedung - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Izin Penempatan Bangunan (SIPB)
- Kendaraan bermotor - BPKB dan STNK
7. Periksa apakah capitalization policy sudah benar dan depreciation policydijalankan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.
8. Analisis tentang perkiraan Repair and Maintenance, sehingga dapat diketahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk capital expenditure, dicatat sebagai revenue expenditure.
9. Periksa apakah aset tetap sudah diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
10. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, konfirmasi bank, untuk mengetahui apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
11. Periksa apakah ada komitmen-komitmen yang dibuat perusahaan untuk membeli/menjual aset tetap.
12. Jika ada contsruction in process, periksa ketepatan nilai pertambahan yang ditransfer ke aset tetap.
13. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement-nya dan apakah pencatatannya sudah sesuai dengan SAK.
14. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, misal: ketentuan penyajian baik di neraca, laba-rugi maupun catatan atas laporan keuangan.

Sumber: Berbagai sumber

4 komentar: