Tampilkan postingan dengan label Sistem Informasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sistem Informasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Desember 2013

CASE STUDY: Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle) Samsat Online pada DISPENDA PEMPROV Bali

LATAR BELAKANG MASALAH
Dispenda Pemprov Bali selaku unit kerja pemerintah mempunyai tugas salah satunya adalah mengelola pemasukan daerah. Salah satu pemasukan tersebut bersumber dari penerimaan pajak kendaraan kendaraan bermotor. Dispenda mengelola penerimaan pajak sesuai dengan amanat dari UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dispenda Provinsi Bali mempunyai 9 Unit Pelaksana Teknis yang terletak di Kabupaten/Kota se Provinsi Bali, yaitu di Denpasar, Badung, Gianyar, Bangli, Karangasem, Klungkung, Tabanan, Jembrana dan Buleleng serta  5 Kantor Samsat Pembantu yaitu Ubud, Renon, Kuta,  Nusa Penida, dan Bajra. 
Sistem Samsat di Bali pertama kali dilakukan secara terkomputerisasi sejak Januari  2000, dengan server yang ada di masing-masing kapubaten.  Hal ini sangat menyulitkan wajib pajak untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang dimiliki, terutama karena 60% aktivitas perekonomian untuk Bali dilakukan di wilayah Denpasar dan sekitarnya.  Dispenda sebagai salah satu leading sector pelayanan publik dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan akurat. Untuk itu diperlukanlah pengembangan suatu sistem aplikasi yang baru agar mampu menjawab tantangan public. Pengambangan Aplikasi Samsat Online bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam mengurus dan membayar kewajiban perpajakan kendaraan bermotor. Aplikasi Samsat Online ini juga terhubung langsung secara online dengan Bank BPD Bali, tempat dimana Kas Daerah Pemprov Bali berada.

REQUIREMENT ANALYSIS
Karena pada saat pembangunan sistem aplikasi ini, Dispenda Prov. Bali belum memiliki sumber daya yang memadai  dalam bidang IT, dan kebutuhan akan penerapan sistem yang sangat cepat maka diputuskan untuk melakukan kerjasama melalui vendor  aplikasi Bank BPD Bali yaitu PT. CIP, dengan tetap menitikberatkan pada proses pengembangan dan kebijakan pada Dispenda Prov. Bali. Analisis kebutuhan bisnis dilakukan dengan cara:

CASE STUDY: Dampak Pengembangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

Awal Penerapan Sistem Informasi di Direktorat Jenderal Pajak
Sejak tahun 1983, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah berinisiatif melakukan reformasi di bidang administrasi perpajakan untuk meningkatkan kepercayaan Wajib Pajak melalui pemberian pelayanan yang berkualitas. Hal ini ditandai dengan reformasi di bidang peraturan perundang-undangan dengan menerapkan sistem self assesment serta perubahan struktur organisasi yang lebih mengutamakan aspek pelayanan kepada Wajib Pajak, dimulai dengan perubahan Kantor Inspeksi Pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak.
Pengembangan SI Ditjen Pajak dimulai awal 90-an, yaitu dengan penerapan NPCS yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak. Pada awal 1994, mulai diperkenalkan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) untuk menggantikan NPCS yang berfungsi sebagai sarana pengawasan SPT sekaligus untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak, serta dapat juga berperan sebagai sarana pendukung pengambilan keputusan. Di bidang PBB diperkenalkan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). Pada tahun 2002, DJP mengimplementasikan penggunaan SAPT di KPP WP Besar dan hal tersebut masih terus digunakan sampai saat ini di KPP WP Besar. Selain itu Ditjen Pajak juga menerapkan aplikasi baru meliputi:
  1. Situs Internet Ditjen Pajak (http://www.pajak.go.id) yang memuat peraturan perpajakan dan informasi perpajakan.
  2. Pengembangan knowledge base di beberapa kanwil yang berisi petunjuk praktis tentang beberapa permasalahan di bidang perpajakan yang dapat dijadikan pedoman oleh fiskus dalam menjawab pertanyaan dari wajib pajak.
  3. Situs Intranet Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan sarana komunikasi internal Ditjen Pajak dan sekaligus pintu masuk menuju program aplikasi PK-PM dan MP3.
  4. Program aplikasi PK-PM yang berfungsi untuk menyandingkan Faktur Pajak Masukan PKP Pembeli dengan Faktur Pajak Keluaran PKP Penjual.
  5. Program aplikasi "kriteria seleksi" sebagai sarana pemilihan pemeriksaan pajak berdasarkan tingkat resiko.
  6. Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak (MP3) yang berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara online.
  7. Program aplikasi e-registration (e-reg), sistem pendaftaran wajib pajak (memperoleh NPWP) secara online.
  8. Program aplikasi e-filing, sistem menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) secara on-line. Program aplikasi e-SPT yang merupakan sarana bagi wajib pajak untuk dapatmenyampaikan SPT melalui media elektronik.
  9. Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dikembangkan menjadi suatu "smart map" sehingga dapat memuat info rinci yang terkait dengan suatu nomor objek pajak (NOP).
  10. Program terbaru adalah pengembangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) untuk menggantikan SIP. Sistem ini dikembangkan hanya pada kantor yang telah menerapkan administrasi modern.

Secara bertahap Sistem Informasi Perpajakan (SIP) di DJP akan dikembangkan kepada Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SI-DJP). Pada awalnya SIP yang sudah dimodifikasi terlebih dahulu yaitu pada tahun 2005 yang dikenal dengan nama SIPMOD Unix karena berbasis Linux Unix, sehingga dapat diaplikasikan dengan kebutuhan struktur organisasi yang baru yaitu awalnya sistem yang berorientasi ke jenis pajak kemudian dimodifikasi kepada sistem yang berorientasi ke fungsi struktur organisasi. Pada perkembangan berikutnya SIPMOD Unix ini dikembangkan untuk dapat beroperasi dengan basis Windows pada tahun 2008 yang disebut dengan SIPMOD 10g. Saat ini KPP Madya dan KPP Pratama Jawa (kecuali Jatim) telah menggunakan SIDJP, demikian juga KPP Madya luar Jawa. Sedangkan sisanya menggunakan SIPMOD 10g. Selanjutnya SIP modifikasi ini akan digantikan dengan SI-DJP yang menggunakan database yang tersentralisasi untuk mendukung seluruh kegiatan.

Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif dan Isu-isu Resiko serta Dampak Penggunaan Sistem Informasi Terkini

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data yang mencerminkan sistem fisik dari sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan  untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnnya. Keunggulan yang ditawarkan perusahaan adalah memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Sebuah perusahaan juga akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan peningkatan (leverage) didalam pasar. Manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Perusahaan multinasional sering kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai suatu keunggulan ekonomi. Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki kebutuhan-kebutuhan informasi dan koordinasi khusus. Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan sumber daya informasi. Chief information officer (yang disebut pula chief technology officer) memainkan peranan penting dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. 

Rantai Nilai Porter
Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chain). Margin adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya, seperti yang diterima oleh pelanggan perusahaan. Meningkatkan margin adalah tujuan dari rantai nilai. Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter sebagai aktivitas nilai (value activities). Aktivitas nilai terdiri atas:
  1. Aktivitas nilai utama (primary value activities) meliputi logistik input yang mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemsok, operasi perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output yang memindahkan barang kepada pelanggan, operasi pemasaran penjualan yang mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan aktivitas-aktivitas jasa yang menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah penjualan. Aktivitas nilai utama ini mengelola aliran sumber daya fisik di sepanjang perusahaan.
  2. Aktivitas nilai pendukung (support value activities) mencakup infrastruktur perusahaan, bentuk organisasi yang secara umum akan memengaruhi seluruh aktivitas utama.

Setiap aktivitas juga akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai contoh, spesialis informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis data pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program yang dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi para eksekutif perusahaan.

Memperluas Ruang Lingkup Rantai Nilai
Kaitan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain dapat menghasilkan suatu sistem interorganisasional (interorganizational system-IOS). Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners) mereka bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga menimbulkan suatu sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja sendirian.
Sebuah perusahaan dapat mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya dengan mengimplementasikan sistem yang membuat sumber daya input tersedia bila dibutuhkan. Salah satu contoh adalah kesepakatan just-in-time (JIT) dengan pemasok untuk mengirimkan bahan baku sehingga bahan baku akan tiba beberapa jam sebelum digunakan di dalam proses produksi. JIT akan membantu meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku.
Ketika para pembeli produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya. Sebagai contoh, sebuah perusahaan produsen farmasi dapat melampirkan label harga pengecer kepada diproduknya sebelum pengiriman, sehingga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan pengecer nantinya. 
Ketika pembeli adalah pelanggan individual, mereka dapat menggunakan komputer mereka untuk masuk ke dalam situs Web perusahaan untuk mendapatkan informasi dan melakukan pembelian. Karena setiap aktivitas nilai mencakup komponen informasional, mengelola sumber daya informasi sebuah perusahaan adalah langkah penting dalam meraih keunggulan kompetitif.

Keunggulan Strategis
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk menciptakan keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser Web) guna memungkinkan berbagi dengan sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannya. 
Basis data yang terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser Web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan operasi perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu :

CASE STUDY: 12-1 ARW International

KASUS 12-1
ARW Internasional merupakan perusahaan yang memasarkan hardware dan software computer juga menyediakan layanan Internet untuk pelanggan di seluruh dunia. Saat ini ARW Internasional beroperasi di sembilan negara dan berencana untuk memperluas ke negara-negara lain dalam waktu dekat. Setiap negara memiliki 2-35 outlet penjualan yang dipimpin oleh seorang manajer. Layanan internet, penjualan perangkat lunak, dan perangkat keras dipisahkan antara penggunaan rumah dan penggunaan keperluan bisnis. Selain itu, ada tiga jenis untuk layanan internet, 500 item untuk perangkat lunak, dan lebih dari 1000 item untuk perangkat keras.

Diminta
  1. Buatlah desain format laporan yang akan berguna untuk manajemen perusahaan dalam menganalisis penjualan.
  2. Buatlah desain kode kelompok yang akan memungkinkan analisis penjualan rinci yang akan dilakukan.
  3. ARW sedang mempertimbangkan mendirikan sebuah situs web di mana pelanggan dapat memesan kapan saja dan dari mana saja. Jelaskan manfaat potensial untuk ARW.
  4. Apa langkah-langkah spesifik yang akan anda rekomendasikan untuk ARW sehubungan dengan pesanan on-line dari pelanggan yang dibayar dengan kartu kredit ?
  5. Diskusikan masalah lain tentang keamanan yang harus diatasi jika ARW memutuskan untuk menerapkan sistem berbasis web.

Solusi:
Soal 1
Berikut merupakan format laporan analisis penjualan yang bisa digunakan oleh manajemen ARW:


Analisis Penjualan diatas mencerminkan kinerja keuangan relatif manajer outlet, daerah penjualan, lini produk, pelanggan, dan pasar. Analisis penjualan bagi perusahaan sangat penting karena informasi ini dapat digunakan untuk penentuan target penjualan periode berikutnya, mengetahui manajer outlet mana yang memiliki kinerja bagus, penentuan jumlah komisi bagi salesman ataupun manajer outlet dan lain-lain. Dari analisis tersebut perusahaan bisa mengetahui manajer outlet mana yang menyumbang penjualan terbesar dan penjualan terkecil. Format laporan diatas menunjukkan analisis penjualan yang membandingkan penjualan yang sebenarnya untuk tiga segmen di atas terhadap target yang ditetapkan. Juga untuk membandingkan kinerja manajer outlet. Hal ini memungkinkan kepala manajer pemasaran ARW Internasional Company untuk menentukan manajer outlet, lini produk, dan wilayah penjualan yang paling efektif dalam memenuhi target mereka. Analisis ini mampu menyediakan informasi bagi manajer untuk kontrol yang lebih baik, dengan membuat keputusan lebih lanjut mengenai penjualan.

Siklus Pendapatan dan Pengeluaran Kas

SIKLUS PENGELUARAN KAS
Definisi Siklus Pengeluaran Kas
Pengertian siklus pengeluaran kas adalah suatu rangkaian bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Adapun tujuan utama dalam siklus pengelauaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk menjalankan aktivitasnya (Romney & Steinbart, 2005).

Sistem Pengeluaran Kas
Proses Sistem Pengeluaran kas diantaranya :
  • Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran berbagai kewajiban yang timbul dari sistem pembelian.
  • Proses pengeluaran kas membuat dan mendistribusikan cek ke para pemasok. Salinan dari berbagai cek tersebut akan dikembalikan ke bagian utang usaha sebagai bukti bahwa telah dibayar, dan akun utang usaha akan diperbarui untuk menyingkiran kewajiban tersebut.
  • Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun utang usaha mengirim informasi ringkasan ke buku besar. Informasi tersebut direkonsiliasi dan dicatat ke akun pengendali kas serta utang usaha.

Hubungan Siklus Pengeluaran dan Unit Organisasi Dalam Suatu Entitas
Tanggungjawab di dalam siklus pengeluaran biasanya dibawah pengawasan dan arahan dari manajemen persediaan dan bagian manajemen akuntansi/keuangan. Hubungan kedua unit tersebut menghasilkan suatu interaksi antara Sistem Informasi Manajemen Persediaan dan Sistem Informasi Akuntansi.

Manajemen Persediaan
Pada perusahaan manufaktur, kegiatan yang terlibat dalam manajemen persediaan dapat digabungkan dengan produksi untuk membentuk fungsi logistik yang lebih luas. fungsi distribusi mungkin disertakan dalam fungsi ini luas atau mungkin alternatif ditugaskan untuk fungsi pemasaran / distribusi. Pada aktivitas pembelian, focus utama adalah memilih vendor atau supplier yang cocok untuk memesan barang atau jasa (layanan). Pemilihan vendor sangat penting untuk dapat memastikan kualitas barang yang dipesan, serta kontrol terhadap barang dan jasa yang telah dipesan.

Bagian Akuntansi / Keuangan
Tujuan dari akuntansi manajemen adalah pengelolaan dana, pengolahan data, pengolahan informasi, perencanaan, dan pengendalian atas sumber daya. Sehubungan dengan siklus pengeluaran, tujuannya adalah untuk perencanaan kas dan kontrol, manajemen data yang berkaitan dengan pembelian dan rekening pemasok untuk pengendalian persediaan, dan informasi yang berkaitan dengan aliran kas atas  pembelian.
Manajer bagian akuntansi/keuangan mendapat laporan rutin dari dua manajer dibawahnya, bendahara dan bagian kontrol. Tanggungjawab bendahara biasanya adalah mengenai pengeluaran kas, sedangkan bagian kontrol bertanggungjawab pada pengendalian persediaan, data pemasok.

Aktivitas dasar dalam siklus pengeluaran :
  • Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
  • Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa 
  • Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)

1. Aktivitas Utama pertama siklus pengeluaran kas adalah memesan persediaan atau perlengkapan
Pada metode ini, pengendalian persediaan tradisional sering disebut Kuantitas Pemesanan Ekonomis (EOQ) dimana pada pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan. Dalam aktivitas ini terdapat beberapa metode-metode pengendalian persediaan alternatif, diantaranya :
  • MRP (material requirement planning): Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
  • Just in Time: Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.

2. Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan
Dalam aktivitas ini, bagian penerimaan mempunyai dua tanggungjawab utama yaitu memutuskan apakah menerima pengiriman dan memeriksa jumlah dan kualitas barang.  Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.

3. Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembayaran
Pada aktivitas ini bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar dan bagian kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran. Komponen kegiatan pada aktivitas ini adalah:
  • Memperbaiki Utang Usaha. Pemrosesan efisiensi dapat diperbaiki dengan Meminta para pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau melalui Internet dan Penghapusan faktur vendor (pemasok). Pendekatan tanpa faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
  • Membayar Barang dan Jasa. Membayar faktur penjualan yang telah disetujui.

Kebutuhan Informasi 
Fungsi  dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Kegunaan dalam siklus pengeluaran kas  berarti bahwa SIA harus memberikan informasi operasional yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut:
  •  Menetapkan kapan dan seberapa banyak tambahan persediaan yang akan dipesan.
  • Memilih pemasok yang tepat untuk pesanan.
  • Memverifikasi akurasi faktur dari vendor.
  • Memutuskan apakah diskon pembelian harus dimanfaatkan
  • Mengawasi kebutuhan arus kas untuk membayar kewajiban yang belum diselesaikan.

Prosedur Pengeluaran Kas
  1. Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran, dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  2. Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur tersebut, Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  3. Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer akan menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada Bagian Pemegang Kas.
  4. Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang telah disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3. Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip.
  5. Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian Pembayaran melakukan pembayaran kepada Supplier. 
  6. Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran tersebut, Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  8. Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.



Sumber:
  1. http://christinapandu.blogspot.com/2011/11/siklus-pengeluaran-pembelian-dan.html
  2. http://monicaganda.blogspot.com/2012/04/siklus-pengeluaran-kas.html
  3. http://ferrylaurensius.files.wordpress.com/2009/07/siklus-pengeluaran1.pdf
  4. http://esterlyan92.blogspot.com/2012/04/siklus-pengeluaran-kas.html

CASE STUDY: Review Problem Campus Bookstore

Toko buku Kampus  baru saja menerima dokumentasi, yang disusun oleh konsultan, untuk rancangan baru mengenai sistem pemrosesan transaksi berbasis komputer. Manajer sistem akuntansi memulai  ulasannya mengenai dokumentasi tersebut dengan sistem buku besar. Sebagaimana dinyatakan dalam review pada Bab 8, Dokumentasi ini berkisar dari dokumen sumber ke sistem flowchart dan laporan. Salah satu item penting untuk sistem buku besar yaitu kode bagan akun  tidak lengkap. Karena manajer sistem akuntansi yang paling memiliki pengetahuan mengenai rekening dibutuhkan. Untuk membantu menyelesaikan bagan akun, manajer sistem akuntansi mencoret-coret catatan tersebut dari fakta yang relevan tentang toko buku. Lini produk utama adalah buku, buku-buku lain dan bermacam-macam barang. Pembayaran pada umumnya dilakukan lebih dari 200 supliers dalam waktu 10 hari , untuk menerima diskon 2 persen. Utilitas ( panas, air, listrik , telepon) dibayar dalam waktu 30 hari. Semua manajer dan karyawan dibayar atau digaji pada hari pertama dan kelima belas setiap bulan , dengan deducation dibuat untuk pajak federal dan pendapatannegara, pajak jaminan sosial, federal dan pajak pengangguran negara, rencana pensiun, asuransi kesehatan, dan berbagai item lain-lain. Gaji ditulis pada rekening bank khusus setelah dana ditransfer  dari rekening biasa. Masing-masing dari empat register kas tersedia dengan dana perubahan. Pembayaran retur barang dari penjualan dibuat oleh  kasir. Periode akuntansi adalah satu bulan, dan laporan keuangan disusun pada setiap akhir bulan. (catatan lain dihilangkan, karena mereka muncul di awal ulasan rumusan masalah). Berikut ini adalah bagan akun dari Campus Bookstore:
Chart of Account:

Assets (100-199)
101 Cash on Hand
102 Cash in Bank - General
103 Cash in Bank – Payroll
104 Change Fund
110 Inventory – Text books
111 Inventory – Other Books
112 Inventory – Sundries
113 Supplies
120 Prepaid Expense
130 Leasehold Improvments
131 Allowance for Amortization – Leasehold Improvements
132 Furniture and fixtures
133 Allowance for depreciation – Furniture and Fixtures
134 Noncomputerized office Equipment
135 Allowance for Depreciation – Noncomputerized Office Equipment
136 Computer Hardware and Software
137 Allowance for Depreciation – Computer Hardware and Software
138 Motorized Vehicles
139 Allowance for Depreciation – Motorized Vehhicles 
140 Other Assets

Siklus Sumber Daya Manusia dan Siklus Buku Besar dan Pelaporan Keuangan

SIKLUS SUMBER DAYA MANUSIA
Definisi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)
Sumber daya manusia menurut Gomes (2000) adalah salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.
Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2002) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.
Sistem yang menyediakan informasi mengenai SDM perusahaan adalah sistem informasi sumber daya manusia atau HRIS (human resource information sistem). Sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) atau human resources information sistem (HRIS) adalah program aplikasi komputer yang mengorganisir tata kelola dan tata laksana manajemen sumber daya manusia di perusahaan guna mendukung proses pengambilan keputusan atau biasa disebut dengan decision support sistem dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan.

Karakteristik informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia adalah:
a. Timely (tepat waktu)
b. Accurate (akurat)
c. Concise (ringkas)
d. Relevant (relevan)
e. Complete (lengkap)

Keamanan Sistem Teknologi Informasi dan Auditing Information System

KEAMANAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

Keamanan Sistem Informasi
Pentingnya Pengamanan
Data atau informasi mungkin  diakses dan dibaca atau diubah oleh orang yang tidak memiliki kuasa (unauthirized person), selain itu berbagai fasilitas komputer juga dapat rusak karena bencana, sehingga penting untuk menjaga fasilitas tersebut dari berbagai risiko yang mungkin akan timbul, termasuk yang alami atau karena perbuatan manusia, kekacauan, kecelakaan, keajaiban sabotase sering dilakukan oleh karyawan yang tidak puas. Sistem keamanan informasi merupakan suatu subsistem dalam suatu organisasi yang bertugas mengendalikan risiko terkait dengan sistem informasi berbasis komputer. Sistem keamanan informasi memiliki elemen utama sistem informasi, seperti perangkat keras, database, prosedur, dan pelaporan. Sebagai contoh, data terkait dengan penggunaan sistem dan pelanggaran keamanan bisa jadi dikumpulkan secara real time, disimpan dalam database, dan digunakan untuk menghasilkan laporan. 
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ancaman aktif dan ancaman pasif. Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer, sedangkan ancaman pasif, mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana alam. Kegagalan sistem menyatakan kegagalan dalam peralatan-peralatan komponen (misalnya hard disk). Berbagai bentuk ancaman terhadap sistem informasi diperlihatkan pada tabel berikut.

Macam ancaman
Contoh
Bencana alam
Gempa bumi, banjir, kebakaran, perang.
Kesalahan manusia
Kesalahan pemasukan data.
Kesalahan penghapusan data.
Kesalahan operator(salah memberi label pada pita magnetik.
Kegagalan perangkat lunak dan perangkat keras
Gangguan listrik.
Kegagalan peralatan.
Kegagalan fungsi perangkat lunak.
Kecurangan dan kejahatan komputer
Penyelewengan aktivitas.
Penyalagunaan kartu kredit.
Sabotase.
Pengaksesan oleh orang lain yang tidak berhak
Program yang jahat/usil
Virus, cacing, bom waktu dll.

CASE STUDY: Watt Widget Company

Watt Widget Company memproduksi pernak-pernik dan membeli sebagian produk untuk dijual kembali tanpa ada proses tambahan. Proses produksi relative sederhana, dengan proses rendah teknologi dan banyak operasi yang dikendalikan secara manual. 
Agen pembelian menggunakan berbagai sumber informasi untuk menentukan kapan dan berapa banyak yang harus dipesan. Tiga lembar formulir permintaan pembelian diterima dari berbagai supervisor, yang memuat informasi mengenai bahan apa yang dibutuhkan dan berapa banyak bahan tersebut dibutuhkan. 
Pesanan penjualan yang belum terpenuhi dan laporan produk jadi per minggu digunakan untuk mengevaluasi produksi saat ini dan menghitung perencanaan produksi di masa yang akan datang, dan  me-review bahan baku yang masih ada di tangan. Agen pembelian me-review file kartu persediaan yang ada untuk memastikan sejarah penggunaan dan waktu tunggu pemasok pesanan setiap pemasok. Saat pesanan besar diterima oleh manajer penjualan, ia memberitahu agen pembelian sehingga ia bisa mengevaluasi kebutuhan bahan baku.

Agen pembelian menyiapkan tiga lembar pesanan pembelian, menelaahnya dengan manajer penjualan, dan mendapatkan tanda tangannya sebelum mendistribusikan pesanan. Agen pembelian akan mendistribusikan salinan pesanan  pembelian. Salinan 1 untuk pemasok, salinan 2 untuk supervisor gudang, dan salinan 3 diarsip diurut berdasarkan alphabet pemasok. Agen pembelian juga menyiapkan sebuah catatan pesanan pembelian untuk mengendalikan semua pesanan yang diterbitkan dan untuk menjamin bahwa pesanan telah diterima dan dilaporkan dalam laporan penerimaan barang. 

Saat bahan baku diterima, karyawan bagian penerimaan menghitung bahan dan menyiapkan tiga lembar formulir penerimaan barang. Salinan 1 untuk agen pembelian, salinan 2 untuk akuntan biaya, salinan 3 disimpan dan diarsip urut bernomor. Bila bahan yang diterima adalah produk jadi, karyawan penerimaan mengirimkan salinan pertama laporan penerimaan ke manajer penjualan, yang membuat salinan untuk memperbaharui catatan persediaan barang jadi dan kemudian meneruskan salinan asli ke agen pembelian. Bila pesanan selesai, karyawan penerimaan juga mengirimkan salinan pesanan pembelian mereka ke agen pembelian, yang akan menggunakannya untuk menyatakan penerimaan bahan pada catatan pesanan pembeliannya. Akuntan biaya menggunakan salinan laporan penerimaannya untuk memposkan jumlah yang diterima ke catatan kartu bahan baku. Kemudian ia mengarsipkan laporan itu dalam urutan numeris, guna memastikan kelengkapan nomor.

Penjadwalan dan pengendalian produksi didasarkan pada review laporan mingguan barang jadi yang ada dan produk yang dipesan dan atas review barang dalam proses. Tidak ada sistem formal untuk mengevaluasikan kinerja toko atau untuk menelusuri arus pesanan melalui toko. 
Saat menentukan kualitas produk yang diperlukan, supervisor produksi membuktikan ketersediaan bahan baku yang diperlukan dengan supervisor gudang. 

Risk Eksposures and The Internal Control Structure, dan General Control and Application Controls

RISK EKSPOSURES AND INTERNAL CONTROL STRUCTURES
Pengendalian dan Eksposur
Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap resiko. Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Istilah risiko merupakan sinonim untuk istilah probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu, eksposur adalah risiko dikalikan konsekuensi finansial atas risiko tersebut.
Kejadian yang tidak diharapkan, seperti banjir atau pencurian, tidak semata-mata merupakan eksposur. Eksposur organisasi terhadap kejadian macam ini merupakan potensi kerugian finansial dikalikan probabilitas terjadinya kejadian tersebut. Eksposur tidak semata-mata terjadi akibat kurangnya pengendalian. Pengendalian berguna mengurangi eksposur, tetapi pengendalian tidak dapat mempengaruhi penyebab terjadinya eksposur.

Gambar: Eksposur bisnis yang biasa terjadi

Selasa, 20 Agustus 2013

CASE STUDY: Midstate University Business Placement Office

DEPARTEMEN  PENEMPATAN KERJA DI PERGURUAN TINGGI MIDSTATE

Midstate university adalah sebuah sebuah kampus besar dengan 35.000 mahasiswa di pusat kampus mereka. Dengan jurusan studi berskala international di kesenian, pengetahuan, music, teknik, pendidikan, bisnis dan bahasa. Sekolah bisnis Midstate univ adalah sekolah “nasional”, termasuk dalam 20 sekolah teratas di Negara tersebut. Mereka mampu menghasilkan lulusan terbaik di MBA, doctoral, dan program executive. Di kampus itu terkenal di bidang penelitian, pengajaran dan melayani negara dan komunitas bisnis
Perguruan tinggi midstate telah melakukan lebih dari 15.000 wawancara setiap tahun nya untuk penempatan kerja. Ini memiliki reputasi yang luar biasa diantara perekrut perusahaan dan sekolah bisnis lainnya. Arnol Worthy, dekan sekolah bisnis universitas midstate mencatat bahwa penempatan kerja di midstate sangat penting untuk sekolah tersebut:

“Ini adalah andalan pemasaran kami. Kami mendapatkan murid yang bagus, setidaknya sebagian dari mereka tahu bahwa mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah kami termasuk dalam 20 terbaik sekolah bisnis tingkat nasional tapi kami mendapatkan peringkat tertinggi dari para pengusaha / pelaku bisnis. Ini suatu kehormatan bagi kami”.

Direktur Penempatan kerja (BPO), James P. Wine dikenal diantara rekan rekan nya sebagai direktur yang giat dan inovatif. Dia adalah mantan presiden dari asosiasi penempatan kerja di perguruan tinggi Midwest dan sering berbicara di konvensi penempatan kerja nasional. Wine mendapatkan gelar sarjana di bidang teknik elektro, gelar MBA dalam manajemen personalia dan Ph.D dalam hubungan industri. Dia adalah penulis beberapa buku yang banyak digunakan dalam penempatan dan kursus perencanaan karir.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Aplikasi Sistem Teknologi Informasi di Level-level Organisasi

Manajemen dapat dibagi menjadi tiga level, yaitu level bawah (level operasional), level menengah (level taktik) dan level atas (level stratejik). Karena setiap level manajemen melakukan kegiatan yang berbeda, mereka juga membutuhkan informasi yang berbeda. Karena Informasi yang dibutuhkan berbeda, sistem informasi yang digunakan juga berbeda.
Sistem-sistem informasi di level operasi mendukung manajer operasi untuk melakukan kegiatannya. Tujuan utama dari sistem informasi di level ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin untuk keperluan mengontrol arus dari transaksi yang terjadi di organisasi. Sistem-sistem informasi diantaranya adalah sistem pakar (SP) atau expert systems (ES), jaringan neural buatan (JNB) atau artificial neural network (ANN), sistem penunjang keputusan (SPK) atau decision support systems (DSS) atau group support systems (GSS), sistem informasi geografik (SIG) atau geographic information systems(GIS). Sistem informasi di level atas yang digunakan untuk perencanaan strategik dan pemecahan masalah. Sitem informasi di level strategik ini adalah sistem informasi eksekutif (SIE) atau executive information system (EIS) atau executive support systems (ESS). Sistem informasi yang menghubungkan ke tiga level manajemen adalah sistem otomatisasi kantor (SOK) atau office automation systems (AOS).

Jumat, 02 Agustus 2013

CASE STUDY: Midsouth Chamber of Commerce: The Role of The Operating Manager in Information Systems

MIDSOUTH CHAMBER OF COMMERCE: THE ROLE OF THE OPERATING MANAGER IN INFORMATION SYSTEMS

Leon Lassiter, wakil presiden pemasaran Midsouth Chamber of Commerce (MSCC) yang telah bertemu dengan empat manajer pemasarannya dan beberapa anggota stafnya, yang semuanya marah karena kurangnya akses ke sistem komputer baru dan masalah yang mereka miliki pada penggunaan sistem PC yang lama. Lassiter telah meyakinkan mereka bahwa masalah-masalah tersebut sedang ditangani. Lassiter mulai mengenali masalah dan kompleksitas pada penggantian sistem. Pekerjaan di staf pemasarannya yang bisa mengakses sistem komputer baru untuk menangani akun mereka, telah berhenti. Lebih buruk lagi, sesuatu telah terjadi pada data dalam sebagian besar sistem PC lama mereka, yang berarti bahwa konferensi registrasi dan fungsi lainnya harus dilakukan secara manual. Ketidaknyamanan tersebut, bagaimanapun, kecil dibandingkan dengan perasaan tidak enak Lassiter bahwa ada masalah dengan pendekatan Midsouth keseluruhan untuk pengelolaan teknologi informasi. Lassiter tahu waktu itu adalah esensi dan bahwa mereka mungkin harus masuk dan mengelola konversi, meskipun ia tidak memiliki latar belakang teknologi informasi. Dia bertanya-tanya apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

Latar Belakang
Pada awal tahun 1900-an, perkembangan ekonomi di kawasan Midsouth sangat tergantung pada sistem transportasi. Akibat keputusan legislatif, banyak masyarakat di sekitar Midsouth tidak bisa melakukan akses pada pelayanan transportasi yang memadai, sehingga memperlambat perkembangan bisnis dan ekonomi. Sekelompok pebisnis yang kuat kemudian membentuk Midsouth Chamber of Commerce untuk mencoba mempengaruhi pemerintah atas masalah transportasi tersebut.
Pertengahan tahun 1980-an, di bawah kepemimpinan Jack Wallingford, MSCC menjadi organisasi advokasi/pembela yang agresif untuk komunitas bisnis dan MSCC menjadi organisasi yang besar dan mulai melakukan komputerisasi pada beberapa proses manual. Akhir tahun 1980an, MSCC diperhitungkan untuk menjadi organisasi advokat bisnis yang paling kuat di Midsouth dan salah satu yang paling inovatif dalam pendekatan dan teknik mereka dengan masalah yg ada pada komunitas bisnis. Masalah terbesar yang dihadapi MSCC saat itu adalah pertumbuhan berkelanjutan yang mungkin dibatasi karena tidak adanya dana jangka panjang dalam anggaran operasi tahunan mereka.

CASE STUDY: Telecommuting at IBM Indiana

Berikut adalah case study untuk mata kuliah Sistem Informasi dengan judul "Telecommuting at IBM Indiana". Untuk case aslinya (dalam english) bisa di download disini . Meme sudah menterjemahkan kasus dengan bahasa yang simpel dan mohon dimaklumi yah terjemahannya ^^...

TELECOMMUTING AT IBM INDIANA

International Business Machines Corp (IBM), pencetus dari revolusi komputer. Pada 1970-an IBM menguasai sekitar 70 persen pasar komputer dan sangat dihormati karena manajemen progresif dan integritas.
Awal 1980-an, IBM terus mengalami pertumbuhan yang spektakuler, tetapi juga menjadi lebih birokratis dan lamban. Segera setelah John Akers mengambil alih kemudi IBM pada tahun 1985, margin laba IBM mulai tergelincir, dan itu menjadi jelas bahwa IBM menghadapi masa depan yang bermasalah. Selama bertahun-tahun Akers merampingkan IBM dari lebih 405.000 karyawan menjadi sekitar 300.000 karyawan di seluruh dunia, berusaha agar IBM fokus terhadap kebutuhan customersnya, reorganisasi perusahaan dilakukan dua kali, memotong sebagian siklus pengembangan produk IBM, dan menggantikan sebagian besar lini produk IBM dengan hardware yang sangat kompetitif. Namun, IBM secara berkelanjutan telah kehilangan pangsa pasar dan profit margin dan mengalami kerugian pada tahun 1991 dan 1992. Selain itu, saham IBM turun dari $ 176 di tahun 1987 menjadi $ 49 pada tahun 1992. Pada awal 1993, Akers mengundurkan diri dari dewan IBM dan memutuskan bahwa out-sider diperlukan untuk mengubah lingkungan sekitar IBM.
Setelah banyak spekulasi tentang kemungkinan kandidiat dan pencarian dipublikasikan secara luas, Louis V. Gerstner terpilih sebagai IBM CEO. Berkonsentrasi pada perampingan dan layanan pelanggan, Gerstner ditargetkan oleh karyawan IBM di seluruh dunia yang mencapai 225.000 pada tahun 1994, dan berkata kepada karyawan IBM : "Saya akan memulai dengan dasar pikiran bahwa pelanggan mencari kita untuk memberikan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Jadi kita harus kembali untuk memberikan solusi terbaik bagi para pelanggan kita".

Peningkatan SIA dengan Teknologi Jaringan

Adanya kemajuan dalam informasi berdampak :
1. Membuat proses transaksi dan data lainnya lebih cepat
2. Tingkat keakuratan perhitungan dan perbandingan data lebih besar
3. Biaya lebih sedikit untuk proses transaksi
4. Persiapan lebih singkat untuk melaporkan dan pengeluaran lainnya
5. Tempat penyimpanan data lebih ringkas dengan penggunaan lebih besar saat dibutuhkan
6. Produktivitas lebih besar untuk para pekerja dan manager, 

Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan Bisnis 
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomi menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 
Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah: 
1. Penjualan produk atau jasa, 
2. Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier, 
3. Penerimaan kas, 
4. Pengeluaran kas kepada suplier, 
5. Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan. 

Telekomunikasi

Sistem informasi sekarang memanfaatkan alat telekomunikasi untuk membentuk suatu jaringan kerja komputer. Di dalam sistem telekomunikasi, istilah jaringan kerja digunakan bila paling sedikit dua atau lebih alat-alat dihubungkan satu dengan yang lainnnya. Data perlu dikirim dari satu tempat ke tempat lain dengan beberapa alasan, di antaranya, yaitu: 
  1. Transaksi sering terjadi pada suatu tempat yang berbeda dengan tempat pengolahan data;
  2. Kadang-kadang lebih efisien atau murah mengirim data melalui jalur komunikasi;
  3. Suatu organisasi yang mempunyai beberapa tempat pengolahan data;
  4. Alat-alat yang mahal.

Dalam kaitannya dengan ‘Telekomunikasi’ bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga :
  1. Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio.
  2. Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerimainformasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh: Telepon dan VOIP.
  3. Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex).Dalam komunikasi semi dua arah (HalfDuplex) pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetapberkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Room Komponen dasar untuk bisa melakukan telekomunikasi. 

Sistem Perangkat Keras dan Lunak

SISTEM PERANGKAT KERAS
Perangkat keras (hardware) sebagai sub sistem dari sistem komputer juga mempunyai komponen yaitu komponen alat masukan (input device), komponen alat pemroses (processing device), komponen keluaran (output device) dan komponen alat simpanan luar (storage). Pengertian dari hardware atau  dalam bahasa indonesianya disebut juga dengan nama perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.
Hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada padanya, atau yang juga disebut dengan dengan istilah instruction set. Dengan adanya perintah yang dapat dimengerti oleh hardware tersebut, maka hardware tersebut dapat melakukan berbagai kegiatan  yang telah ditentukan oleh pemberi perintah.
Secara fisik, Komputer terdiri dari beberapa komponen yang merupakan suatu sistem. Sistem adalah komponen-komponen yang saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Apabila salah satu komponen tidak berfungsi, akan mengakibatkan tidak berfungsinya suatu komputer dengan baik. Komponen komputer ini termasuk dalam kategori elemen perangkat keras (hardware). Berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer dibagi menjadi :

Kamis, 25 Juli 2013

Konsep Dasar Sistem, Informasi dan Pengambilan Keputusan Manajemen serta Lingkungan Bisnis

KONSEP DASAR SISTEM
Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu, contohnya: sistem akuntansi. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh : sistem computer.
Menurut beberapa pakar, pengertian sistem ada berbagai macam:
  • Menurut Jerry Fith Gerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
  • Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
  • Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
  • Menurut L. Ackof,  Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
  • Menurut Bodnar (2000:1) sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Menurut Hall (2001:5) sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).
  • Krismiaji (2002:1) memberikan pandangan yang sama, yaitu sistem sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan.