Kamis, 23 Mei 2013

Teori Manajemen

LATAR BELAKANG TEORI MANAJEMEN
Usaha-usaha terorganisasi yang diarahkan oleh orang-orang yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian telah ada ribuan tahun. Praktik-praktik manajemen dapat disaksikan tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, pusat perekonomian dan perdagangan penting. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi ini. Akan tetapi, dua peristiwa sebelum abad ke-20 memainkan peran yang sangat penting dalam memajukan kajian manajemen. 

Pertama, pada tahun 1776, Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nations, di mana dia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dan masyarakat dari pembagian kerja, perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Teori yang dikemukakan oleh Adam Smith cukup berhasil secara ekonomis. 

Pengaruh penting kedua yang berpengaruh terhadap manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18. Sumbangan penting Revolusi Industri adalah tenaga mesin dengan cepat menggantikan tenaga manusia yang pada gilirannya, membuat lebih hemat jika memproduksi barang-barang di pabrik, bukan di rumah. Pabrik-pabrik yang besar dan efisien ini membutuhkan manajerial. Para manajer dibutuhkan untuk meramalkan
permintaan, memastikan bahan baku cukup banyak tersedia untuk membuat produk, memberi tugas kepada orang-orang, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan selanjutnya. Namun, teori formal untuk membimbing manajer belum ada sampai awal tahun 1900-an. 

TEORI MANAJEMEN KLASIK
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah. 
  1. Robert Owen (1771-1858). Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan took perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan, dan investasi yang paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”. Di samping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas. 
  2. Charles Babbage (1792-1871). Charles Babbage, seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Sebagai kontribusi lain, Babbage menciptakan alat penghitung mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi computer, menganjurkan kerja sama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan. 
MANAJEMEN ILMIAH
Manajemen ilmiah dimulai dari adanya kontribusi-kontribusi dari: 
Frederick W. Taylor (1856-1915). Manajemen pertama kali dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor sekitar tahun 1900-an. Karena itulah Taylor disebut sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”. Manajemen ilmiah mempunyai banyak pengertian. Pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam buku Scientific Management. Taylor memberikan empat prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, yaitu: 
  1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar, sebagai contoh, metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan. 
  2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya. 
  3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah pada karyawan. 
  4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja. 
Sedangkan mekanisme dan teknik-teknik yang dikembangkan Taylor untuk melaksanakan sistem upah per-potong diferensial, prinsip pengecualian, kartu intruksi, pembelian dengan spesialisasi, dan standardisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja. 

Frank dan Lilian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972). Frank Gilbreth, seorang pelopor pengembangan studi gerak dan waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia sangat tertarik terhadap masalah efisien, terutama untuk menemukan ‘cara terbaik pengerjaan suatu tugas”. Sedangkan Lilian Gilbreth, istrinya, lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia mengemukakan gagasannya dalam buku berjudul The Psychology of Management. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir: membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup. 

Henry L. Gantt (1861-1919). Henry L. Gantt mengemukakan gagasan (1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2) seleksi ilmiah tenaga kerja, (30 sistem intensif (bonus) untuk merangsang produktivitas, (4) penggunaan instruksi-intruksi kerja yang terperinci. Kontribusinya yang terbesar adalah penggunaan metode grafik, yang dikenal sebagai “bagan Gantt”, untuk perencaan, koordinasi dan pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas dasar metode scheduling produksi dari Gantt. 

Harrington Emerson (1853-1931). Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industry. Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip, yaitu : 
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas. 
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal. 
3. Adanya staff yang cakap. 
4. Disiplin. 
5. Balas jasa yang adil. 
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg (sistem informasi dan akuntansi). 
7. Pemberian perintah (perencanaan dan pengurutan kerja). 
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul (metode dan waktu setiap kegiatan). 
9. Kondisi yang distandardisasi. 
10. Operasi yang distandardisasi. 
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar. 
12. Balas jasa efisien (rencana insentif). 

Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah 
Metode manajemen ilmiah diterapkan terutama untuk peningkatan produktivitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektivitas karyawan. Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen. 
Masalah-masalah sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah antara lain, (1) kenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan, (2) Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. (3) Pendekatan rasional hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan fisik, tidak memuaskan kebutuhan social para karyawan, (4) Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja. 

TEORI ORGANISASI KLASIK
Hendry Fayol (1841-1925), merupakan seorang industrialis Perancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisai yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsure, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan. Pembagian kegiatan manajemen (administrasi) atas fungsi-fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme Fayol. 
Fayol membagi operasi-operasi perusahaan menjadi enam bagian yang saling tergantung satu sama lain, yaitu: 
  • Teknik – produksi dan manufacturing produk 
  • Komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk 
  • Keuangan (financial) – perolehan dan pengguanaan modal 
  • Keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan 
  • Akuntansi – pelaporan, dan pencatatan biaya, laba dan hutang, pembuatan neraca, dan pengumpulan data statistic 
  • Manajerial 
Disamping itu Fayol juga mengemukakan empat belas prinsip manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut: 
  • Pembagian kerja – adanya spesialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksana kerja 
  • Wewenang – hak untuk memberi perintah dan dipatuhi 
  • Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi 
  • Kesatuan perintah – setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan 
  • Kesatuan pengarahan – operasi-operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana 
  • Meletakkan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum – kepentingan perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi 
  • Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik 
  • Sentralisasi – adanya keseimbangn yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi 
  • Rantai scalar (garis wewenang) – garis wewenang dan perintah yang jelas 
  • Order – bahan-bahan (material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama orang-orang hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau pekerjaan-pekerjaan yang paling cocok untuk mereke 
  • Keadilan – harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi 
  • Stabilitas staf organisasi – tingkat putaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi 
  • Inisiatif – bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi 
  • Esprit de Corps (semangat korps) – “kesatuan adalah kekuatan”, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggan, kesetiaan, dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps. 
James D. Mooney merupakan eksef General Motors, mengkategorikan prinsip-prinsip dasar manajemen tertentu. Dia mendefinisikan organisasi sebagai kelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu: 
Koordinasi – syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan tujuan), dan disiplin 
Prinsip scalar – proses scalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional 
Prinsip fungsional – adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda 
Prinsip staf – kejelasan perbedaan antara staf dan lini 

Mary Parker Follet (1868-1933). Follet dan Barnard bertindak sebagai “jembatan” antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi memeprkenalkan beberapa unsure-unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi. Follet adalah ahli ilmu pengetahuan social menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui aplikasi praktik ilmu-ilmu social dalam administrasi perusahaan. Dia menulis panjang lebar tentang kreatifitas, kerjasama antara manajer dan bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Follet percaya bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal dimana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan. 

Chaster I. Barnard (1886-1961). Barnard merupakan presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey, dia memandang organisasi sebagai system kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Barnard adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mncapai tujuan. Barnard menekankan pentingnya peralatan komunikasi untuk pencapaian tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard merupakan pelopor dalam penggunaan “pendekatan system” untuk pengelolaan organisasi. 

ALIRAN HUBUNGAN MANUSIAWI 
Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidakpuasaan bahwa yang dikemukaan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku rasional. Sehingga pembahasan “sisi perilaku manusia” dalam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. 

Hugo Munsterberg (1863-1916). Sering disebut sebagai “bapak psikologi industri”. Dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu 1) penemuan best possible person, 2) penciptaan best possible work, dan 3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan. 

Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan-percobaan Hawthorne. “Hubungan manusiawi” sering digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara dimana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila “manajemen personalia” mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah “baik”. Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi dalam orgaisasi adalah “buruk”. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawn bertindak seperti yang mereka lakukan dan factor-faktor social dan psikologi apa yang mmotivasi mereka. 

Sumbangan dan Keterbatasan Pendekatan Hubungan Manusiawi 
Penekanan kebutuhan-kebutuhan social dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas. Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan memberikan keuntungan. Disamping itu, manajer diingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap masing-masing karyawan secara individual. 

ALIRAN MANAJEMEN MODERN
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur, yaitu Perilaku Organisasi dan Aliran Kuantitatif. 
Perilaku Organisasi 
Aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokohnya: 
a. Abraham Maslow 
b. Douglas McGregor 
c. Frederick Herzberg 
d. Robert Blake dan Jane Mouton 
e. Rensis Likert 
f. Fred Fiedler 
g. Chris Argyris 
h. Edgar Schein 

Prinsip Dasar Perilaku Organisasi : 
  1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip). 
  2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif. 
  3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi. 
  4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan. 
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah: 
  1. Unsur manusia adalah factor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi. 
  2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen. 
  3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka. 
  4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan. 
  5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut. 
  6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertiaan positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan. 
Aliran Kuantitatif 
Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok riset operasi dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya dikenal sebagai aliran management science. 

Langkah-langkah pendekatan management science yaitu : 
1. perumusan masalah dengan jelas dan terperinci 
2. penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan. 
3. penyelesaian model. 
4. pengujian model atas hasil penggunaan model. 
5. penetapan pengawasan atas hasil. 
6. pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi. 

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN DIMASA MENDATANG
Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu: 
  1. Dominan. Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna. 
  2. Divergence. Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri. 
  3. Convergence. Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung kabur. 
  4. Sintesa. Masing-masing aliran berintegrasi. 
  5. Proliferation. Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi. Hal ini tampak dalam artikel Harold Koontz yang melihat ada enam aliran utama dari teori manajemen. Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis: Concept and cases, membedakan enam aliran teori manajemen, yaitu: (1) Aliran Akuntansi Manajerial, ( 2) aliran ekonomi manajerial, (3) aliran thesis organisasi, (4) aliran hubungan manusiawi dan perilaku manusia, (5) aliran kuantitatif (matematik dan statistik), dan (6) aliran tenknik industri. John G. Hutchinson dalam bukunya Management Strategy and Tactics, juga membagi aliran pemikiran manajemen menjadi 6, yaitu (1) aliran operasional atau proses manajemen, (2) aliran empiric atau kasus, (3) aliran perilaku manusia, (4) aliran system social, (5) aliran teori keputusan dan (6) aliran matematik. Bahkan Koontz dalam artikelnya yang telah direvisi membagi menjadi sebelas.
Sumber: berbagai sumber

1 komentar: